Selasa 09 Apr 2019 17:03 WIB

Al-Afyouni: Umat Islam Jangan Percaya Propaganda Radikal

Kelompok radikal memiliki pola mempengaruhi masyarakat khususnya yang tak paham agama

Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni
Foto: Dok Jatman
Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Umat Islam di Indonesia diimbau agar tidak percaya dengan propaganda radikal terorisme yang bertujuan untuk merusak Indonesia. Fakta kehancuran Suriah yang dulu negara yang damai, tentram, dan indah, tapi karena radikal terorisme, Suriah kini negara tanpa kedamaian karena perang saudara terjadi di mana-mana.

“Fenomena ini mulai muncul di Indonesia dimana isu-isu radikal terorisme menjadi sangat hangat di Indonesia. Saya khawatir jika nantinya umat Islam di negeri yang damai ini ikut terjermus seperti umat Islam di Suriah. Makanya saya dengan lantang mengatakan kepada saudara saudara saya di Indonesia agar tidak mempercayai proppaganda radikal terorisme,” ujar Mufti Damaskus (Suriah) Syaikh Dr Muhammad Adnan Al-Afyouni di sela-sela Konferensi Ulama Sufi Internasional (World Sufi Forum) di Pekalongan, Selasa (9/4).

Konferensi Ulama Sufi Internasional selama tiga hari dan bertindak sebagai tuan rumah Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahli Thariqah al-Mutabarah al-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.

Al-Afyouni menyampaikan, ia sudah sering datang ke Indonesia dan berbicara tentang perkembangan di Suriah, khususnya terkait radikal terorisme. Menurutnya, kelompok radikal terorisme memiliki pola mempengaruhi masyarakat khususnya mereka yang tidak paham agama. Biasanya mereka memulai dengan mencari pendukung dan merekrut orang orang menjadi anggotanya dengan menggunakan pendekatan isu-isu yangg dapat membangkitkan emosi umat Islam seperti kedhaliman pemerintah, ketidakadilan pemerintah terhadap umat Islam, marginalisasi umat Islam, pemiskinan umat Islam dan penindasan terhadap umat Islam.

“Nah isu isu seperti ini sangat mudah menarik perhatian orang orang yang tidak paham agama sehingga mereka muda terpengaruh dengan ajakan mereka,” tutur Al-Afyouni.

Ia menjelaskan, bagaimana mungkin seorang yang melakukan dakwah Islam tetapi membunuh sesamanya, membenci orang lain, dan tidak menerima eksistensi orang lain. Padahal Islam mengajarkan kebersamaan dan saling menghormati antara sesma manusia sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW saat di Madinah.

Al-Afyouni  menegaskan, Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah membunuh dan selalu bergaul sama siapapun baik Yahudi maupun Nasrani. Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa mereka punya hak ke kita dan kami punya hak kepada mereka. Artinya kita saling membutuhkan dan tidak bisa saling memusuhi

Ia mempertanyakan bagaimana mereka mengklaim sebagai pejuang Islam, tetapi kelakuannya sangat jauh dari Islam. Islam menentang keras ajaran ajaran yang mengajak kepada kebencian kepada siapapun apalagi yang seiman. Islam mengajarkan kedamaian kebersamaan dalam membangun bumi ini bukan merusak dan saling membenci antara satu dengan yang lain

Indonesia adalah negeri yang sangat indah, maju dan penduduknya kebanyakan adalah pemeluk Islam. selain itu di negeri sangat terbuka demokrasi dan berkemajuan, nah inilah islam . Islam sudah ada di negeri ini jadi jangan sampai ada yg merusak negeri ini hanya karena keinginan dan pandangan agamanya yang sangat eksklusif.

“Kehidupan di Indonesia saat ini harus dipertahankan dan jangan sampai dirongrong oleh orang orang yang tak bertanggung jawab . Umat islam harus mempertahankan negeri dan jangan sekali kali terpengaruh dengan propaganda radikal terorisme,” katanya.

Terkait falsafah dan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, ia menilai sudah sangat Islami dan sistem nilai-nilai inilah yang diinginkan oleh agama Islam keberagaman, persatuan, ketuhanan, dan permusyawaratan adalah inti Islam. "Jadi jangan sampai ada yang mengatakan bahwa ini bertentangan dengan Islam itu sangat keliru jadi umat Islam harus membela falsafah ini karena ini adalah sesuai nilai yang diajarkan Islam,” papar Al-Afyouni.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement