REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo-Ma’ruf Amin dinilai berpotensi besar memenangi Pilpres 2019. Pengamat Politik dari The Habibie Insititute, Bawono Kumoro mengatakan Jokowi lebih banyak berbicara gagasan ketimbang lawan politiknya.
"Sangat wajar apabila hasil survei menunjukkan Jokowi selaku petahana masih unggul cukup jauh dari Prabowo Subianto," kata Bawono Kumoro di Jakarta, Rabu (10/4).
Bawono mengatakan, tak hanya unggul dalam sejumlah survei, kemenangan Jokowi juga diprediksi menang oleh The Economist Intelligence Unit. Dia melanjutkan, Th Economist mengungkapkan tiga faktor yang menyebabkan Jokowi akan mengungguli lawannya.
Bawono mengungkapkan, alasan pertama adalah Jokowi didukung oleh banyak partai politik dan legislator yang ada di baliknya. Kedua, bukti keberhasilan Jokowi dalam menjaga kondisi ekonomi makro serta peningkatan pada bidang kesehatan dan edukasi.
Ketiga, Jokowi juga dinilai berhasil mengubah secara gradual kondisi infrastruktur nasional. Bawono menjelaskan, Jokowi selama lima tahun terakhir sudah melakukan banyak gebrakan luar biasa yang manfaatnya bisa dirasakan tak hanya oleh masyarakat di Pulau Jawa.
"Pembangunan infrastruktur yang dilakukan massif dan pesat dapat dirasakan oleh publik secara luas, bahkan oleh warga yang tinggal di luar pulau Jawa," katanya.
Karena itu, menurut Bawono, wajar jika dukungan kepada Jokowi terus mengalir mulai dari kalangan professional, almunus kampus-kampus ternama, ormas, hingga komunitas warga negara Indonesia di luar negeri. Dalam hal basis dukungan, kata dia, Jokowi-Ma’ruf juga didukung kelompok-kelompok yang lebih plural atau majemuk.
Dia mengatakan, hal itu berbeda dengan kubu penantang yang semakin terkesan ekslusif Padahal, menurut Bawono, kesan eksklusivitas dukungan yang sangat terlihat di kubu 02 bisa menjadi boomerang di tengah tuduhan politik identitas yang sering disematkan kepada Prabowo-Sandi.
"Pasangan Prabowo-Sandi seperti hendak menegaskan diri sebagai pemimpin bagi satu kelompok saja," tegasnya.
Bawono juga mengomentari hasil survei Puskaptis yang justru memenangkan pasangan Prabowo-Sandi 47 persen dan Jokowi-Ma’ruf 45 persen. Bawono menyerahkan sepenuhnya penilaian kedua kandidat kepada masyarakat.
Dia mengatakan, mereka akan menilai dengan melihat kredibilitas rekam jejak dari lembaga yang jajak pendapat. Lagipula, dia melanjutkan, kredibelitas lembaga survei ini sudah diketahui publik, bahwa tahun 2014 lalu pernah terbukti melakukan quick count dengan hasil berkebalikan dari hasil real count KPU.
"Jadi penting juga mengetahui kredibilitas lembaga survei karena survei ini adalah persoalan ilmiah dan akademis sehingga kredibilitas sumber harus tidak boleh ada keraguan," katanya.