Rabu 10 Apr 2019 09:52 WIB

Badan Amal Desak Pengiriman Tepung Terigu ke Suriah

Sumbangan terigu menipis sementara rakyat Suriah membutuhkan roti.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Dalam foto pada Kamis (28/6) yang dipasok oleh Nabaa Media, media oposisi Suriah, tampak warga eksodus meninggalkan Daraa, selatan Suriah.
Foto: Nabaa Media, via AP
Dalam foto pada Kamis (28/6) yang dipasok oleh Nabaa Media, media oposisi Suriah, tampak warga eksodus meninggalkan Daraa, selatan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, AZAZ -- Satu badan amal Turki pada Selasa (9/4) mendesak Pemerintah Turki meningkatkan pengiriman tepung terigu ke Suriah sebab simpanan mulai tipis akibat merosotnya sumbangan. "Keperluan akan roti di Suriah terlalu banyak. Selama beberapa waktu belakangan ini, simpanan tepung terigu kami telah merosot karena berkurangnya sumbangan," kata Koordinator Badan Bantuan Kemanusiaan (IHH) Serkan Oktem di Kilis kepada Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Rabu pagi (10/4).

Oktem mengatakan sebagian instalasi berada di ambang penutupan. Roti yang keluar dari oven di Provinsi Kilis di Suriah Tenggara, Kabupaten Reyhanli di Provinsi Hatay dan di banyak wilayah Suriah dibagikan ke kamp pengungsi di Wilayah Operasi Tameng Eufrat dan Idlib di Suriah.

Baca Juga

"Ada drama besar di Suriah. Masalah seperti kesehatan dan tempat berteduh, terutama masalah makanan, membuat banyak orang yang memerlukan tidak berdaya," ujarnya.

Dia menambahkan, rakyat Suriah dilucuti kebutuhan dasar mereka. Ia mengatakan rakyat perlu menjadi sensitif mengenai masalah itu.

"Kami ingin semua perhimpunan mencapai sebanyak mungkin orang yang bisa mereka jangkau dan melindungi orang yang tertindas di Suriah," ia menambahkan.

IHH telah melancarkan proyek bantuan di Suriah sejak konflik yang memporak-porandakan negeri tersebut meletus pada 2011, ketika Pemerintah Presiden Bashar al-Assad menindas demonstran dengan kekerasan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Sejak itu, ratusan ribu orang telah tewas dan lebih dari 10 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka,.

Dalam dua tahun belakangan, Operasi Cabang Zaitun dan Tameng Eufrat oleh Turki membebaskan wilayah tersebut dari gerilyawan YPG/PKK dan ISIS sehingga ratusan ribu warga sipil yang mengungsi bisa pulang ke rumah mereka. Dalam lebih dari 30 tahun aksi terornya melawan Turki, PKK (yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa) telah bertanggungjawab atas kematian hampir 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak kecil. PYD/YPG adalah cabang PKK di Suriah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement