REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tim pencarian dan penyelamatan menemukan puing-puing Lockheed Martin F-35 milik angkatan udara Jepang yang hilang pada Selasa (9/4) lalu di Samudera Pasifik. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Air Self Defense Force (ASDF) di Jepang.
"Kami menemukan puing-puing pesawat dan diyakini itu berasal dari F-35," ujar juru bicara ASDF, Rabu (10/4).
Sebelumnya, pesawat jet canggih F-35 terbang sekitar 135 kilometer di sebelah timur pangkalan udara Misawa di Prefektur Aomori sekitar pukul 07.27 malam waktu setempat. Tak lama kemudian, pesawat tersebut menghilang dari radar.
Pesawat F-35 dikirim ke ASDF pada Mei 2018. Skuadron F-35 pertama di Jepang baru saja beroperasi di Misawa, dan pemerintah berencana membeli 87 pesawat tempur tersebut untuk memodernisasi pertahanan udaranya.
Kecelakaan F-35 ini merupakan yang kedua kalinya terjadi sejak dua dekade lalu. Kecelakaan tersebut merupakan yang pertama dari versi A pesawat tempur generasi kelima yang dirancang dapat menembus pertahanan musuh dan menghindari deteksi radar.
Lockheed Martin yang memproduksi F-35 menyatakan siap mendukung ASDF sesuai kebutuhan mereka. Pentagon mengatakan sedang memantau situasi terkini.
Pesawat F-35 dikirim ke Jepang oleh Lockheed Martin dan dirakit oleh Mitsubishi Heavy Industri Ltd di pabrik dekat Nagoya. Pengiriman dan perakitan pesawat tersebut masing-masing menelan biaya sekitar 100 juta dolar AS. Biaya ini terbilang lebih mahal ketimbang membeli pesawat yang telah dirakit secara utuh.
Pesawat F-35 Jepang mencakup 18 varian short take off dan vertical landing. Pesawat ini akan ditempatkan di pulau-pulau sepanjang tepi Laut Cina Timur. Hingga berita ini diturunkan, perakilan untuk Mitsubishi Heavy Industries belum memberikan komentar.