Rabu 10 Apr 2019 11:17 WIB

Arti Cap Jempol di Amplop Bowo Sidik Pangarso

Bowo menyebut nama Nusron Wahid soal penyiapan amplop 'serangan fajar'.

Rep: Dian Fath Risalah, Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Tersangka kasus dugaan suap distribusi pupuk Bowo Sidik Pangarso meninggalkan gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Tersangka kasus dugaan suap distribusi pupuk Bowo Sidik Pangarso meninggalkan gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teka-teki seputar cap jempol di amplop Bowo Sidik Pangarso diungkap sang pengacara Saut Edward Rajaguguk. Menurut Saut, Bowo tak mau mengulangi kesalahan sama ketika amplop tak sampai ke penerima seharusnya.

"Nah untuk menghindari itu dibuat tanda cap jempol," ujarnya Senin (9/4).

Baca Juga

Saut juga membantah jika tanda cap jempol itu terkait dengan pilpres. Namun ia tak menampik jika Bowo membawa-bawa nama Nusron Wahid sebagai pihak yang memerintahkan.

"Iya iya bahkan katanya 600 ribu (amplop) yang siapkan itu Nusron Wahid. Pak Wahid 600 ribu (amplop), Pak Bowo 400 ribu amplop," kata Saut di Gedung KPK.  Nusron yang juga politikus Golkar telah membantah tudingan tersebut. 

KPK telah mengonfirmasi ihwal cap jempol yang ada di amplop Bowo.  Namun beberapa waktu lalu, Kabiro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengaku belum mengecek lagi apakah ada cap jempol di seluruh amplop yang disediakan.

Menurut Febri, amplop Bowo diduga untuk 'serangan fajar' Bowo Sidik Pangarso. Bowo merupakan anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi Golkar.  Ia akan bersaing kembali memperebutkan kursi dewan di pemiliha legislatif kali ini di daerah pemilihannya di Jateng.

"Dari fakta hukum yang kami dapatkan sampai dengan saat ini diduga amplop itu akan dibagikan untuk kepentingan pileg karena BSP mencalonkan diri di dapil Jateng II. Jadi,  dari fakta hukum yang ada diduga untuk kebutuhan pileg," terangnya.

Febri menuturkan, semua amplop akan dibuka untuk proses pembuktian dalam perkara ini.  Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno curiga amplop serangan fajar milik tersangka Bowo Sidik Pangarso adalah untuk Pilpres 2019. Alasannya, terdapat simbol cap jempol pada amplop tersebut yang merupakan ciri dari kubu 01.

”Kalau kami sendiri curiga bahwa adanya cap jempol ini terkait dengan pilpres (kubu) 01 yang memang menggunakan jempol sebagai simbol jarinya,” kata Juru Bicara BPN Ferdinand Hutahaean kepada Republika pada Rabu (3/4).

Menurutnya, masyarakat Indonesia telah mengetahui bahwa selama ini pasangan kubu 01 menggunakan jempol sebagai simbol mereka. Maka tidak heran bila kemudian terungkap kasus ditemukannya ampop serangan fajar dan terdapat cap jempol langsung diidentikkan dengan kubu 01.

Ketua TKN Jokowi-Maruf, Erick Thohir membantah bahwa uang yang disita KPK dalam OTT politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso terkait Pilpres 2019. Bahkan, Erick menyebut, kabar tersebut merupakan fitnah terhadap kubu 01.

“Berita-berita fitnah luar biasa hari ini, dibilang ini ada hubungan dengan pilpres," kata Erick Thohir di Jakarta, Jumat (29/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement