REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menanggapi keraguan sejumlah pihak terkait hasil survei internal yang dilakukan kubu 02. Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandiaga Sugiono mengaku tak ambil pusing terkait hal tersebut.
"Lho? Keraguan itu urusan mereka ya saya kira. Itu angka kita, itu yang kita temukan," kata Sugiono saat ditemui di The Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (10/4).
Sejumlah pihak pun menuntut kubu 02 membuka metodologi yang dipakai dalam survei internalnya. Terkait hal itu ia pun enggan menanggapi lebih lanjut. "Enggak, kenapa saya harus melayani itu? Itu adalah assesment internal yang kita lakukan. User kita adalah BPN bukan mereka," ujarnya.
Sebelumnya, pengajar ilmu politik di FISIP Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani mendorong Partai Gerindra membuka ke publik metodologi penelitian dari survei internalnya yang mengatakan bahwa elektabilitas pasangan calon presiden (capres) nomor 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul jauh di atas capres nomor 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Jika metodologi penelitian itu tidak dibuka ke publik, hasil survei itu tidak dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Selaku akademisi, Sri mempertanyakan motif dari diumumkannya hasil survei internal partai tersebut. Karena kalau survei internal, seharusnya khusus untuk 'orang dalam'.
"Jad konsumsi internal buat menyusun strategi internal. Tapi jika itu diumumkan, itu artinya ada motif untuk membangun opini publik," terang doktor di bidang politik tersebut.
Sementara itu Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Arsul Sani menilai, hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tak perlu ditanggapi dengan serius. Menurutnya, hasil survei itu merupakan upaya untuk memberi harapan kubu pasangan calon 02, jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Di hadapan media asing, Sugiono sebelumnya memaparkan bahwa berdasarkan hasil survei internal, Prabowo-Sandiaga unggul 62 persen. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf di angka 38 persen. "62 persen, itu hasil survei internal yang kami punya," kata Sugiono dalam paparan berbahasa Inggris.
Sejumlah media asing yang datang juga menanyakan metode yang dipakai dalam survei internal tersebut. Sugiono menjelaskan, bahwa metode yang dipakai adalah multistage random sampling dengan melibatkan 1.440 responden di 34 provinsi.