Rabu 10 Apr 2019 13:45 WIB

Mentan Sebut Penyuluh Jadi Garda Terdepan Pangan

Ekspor komoditas pertanian Indonesia juga melonjak 26 persen senilai Rp 1.700 triliun

Rep: Imas Damayanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Penyuluh pertanian memperlihatkan padi unggulan hasil panen dari bibit inpari 30 di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Penyuluh pertanian memperlihatkan padi unggulan hasil panen dari bibit inpari 30 di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peran penyuluh pertanian lapang (PPL). Menurutnya, PPL merupakan garda terdepan bangsa dalam memajukan sektor produksi pertanian yang berkesinambungan.

Dia mengatakan, sejumlah pencapaian sudah ditorehkan di sektor pertanian. Dia menyebutkan, inflasi bahan pangan pada 2014 sebesar 10,57 persen turun menjadi 1,26 persen di tahun 2017. Capaian tersebut dinilai sebagai bukti konkret kinerja para PPL yang ada.

Baca Juga

“Pada 2013, kita terburuk ketiga di dunia soal inflasi pangannya," kata Amran kepada wartawan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/4).

Dengan capaian tersebut, Amran mengklaim tingkat inflasi pangan Indonesia mampu mengejar 12 negara yang ada. Inflasi Indonesia lebih rendah dibanding Jepang, Belanda, Kanada, hingga Jerman. Untuk itu dia menyampaikan, hasil itu seluruhnya tak lepas dari peran penting PPL yang berselaras mengeksekusi program pertanian Kementan.

Dia menambahkan, ekspor komoditas pertanian Indonesia juga melonjak 26 persen dengan nilai Rp 1.700 triliun sepanjang 4,5 tahun. Sementara untuk produk domestik bruto (PDB) pertanian naik menjadi 47 persen dengan nilai total Ro 1.375 triliun atau separuh dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Sementara itu berdasarkan The Economic Inteligence Unit yang merunut peringkat negara-negara dunia di sektor pertanian, Indonesia masuk ke dalam peringkat 16 dunia. Capaian tersebut sekaligus menjadikan Indonesia berada di atas peringkat Amerika Serikat. Dari sisi perizinan ekspor, pihaknya mengaku membuat kebijakan yang cepat tanggap dan tidak menyulitkan petani.

Selain itu, investasi sektor pertanian juga meningkat 100 persen berkat adanya penerapan Online Single Submission (OSS). Meningkatnya investasi di sektor pertanian, kata dia, tak lepas dari efektivitas sistem OSS yang ada.

“Dulu minta izin bisa satu sampai dua tahun, sekarang hanya hitungan jam saja,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement