Rabu 10 Apr 2019 14:18 WIB

Presiden Sementara Aljazair Janjikan Pemilu Bebas

Dia mengatakan tentara Aljazair akan bekerja sama dengan konstitusi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Presiden sementara Aljazair Abdelkader Bensalah di Aljir, Selasa (9/4).
Foto: AP Photo/Toufik Doudou
Presiden sementara Aljazair Abdelkader Bensalah di Aljir, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Presiden sementara Aljazair Abdelkader Bensalah dalam pidato di televisi negara berjanji menyelenggarakan pemilihan bebas dalam waktu 90 hari ke depan. "Saya berjanji untuk menyelenggarakan pemilihan umum," ujar Bensalah.

Dia mengatakan tentara akan bekerja sama dengan konstitusi sebagai jalan keluar dari krisis. Kendati demkian, pertanyaan kritisnya adalah bagaimana militer Aljazair, yang telah mempengaruhi politik Aljazair dari balik layar selama beberapa dekade akan bereaksi terhadap penunjukan Bensalah dan setiap oposisi yang muncul.

Baca Juga

Bensalah juga ditolak para pemrotes untuk menguasai tampuk pemerintahan meski hanya sementara. Ia dipilih sebagai presiden sementara setelah dirinya ditunjuk oleh Parlemen selama masa transisi.

Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Gaid Salah dengan sabar mengatur kepergian Bouteflika setelah menyatakan presiden yang kerap mengalami penurunan kesehatan itu tidak layak tetap berkuasa. Salah pun menyatakan dukungan bagi para pengunjuk rasa yang telah melakukan sedikit perlawanan terhadap militer.

Beberapa jam setelah Parlemen membuat pilihan, Salah mengatakan, militer akan berbuat lebih banyak untuk memastikan perdamaian bagi rakyat Aljazair. Oleh karenanya, Bensalah mengatakan hendak berkonsultasi dengan kelas politik dan masyarakat sipil.

Sebagai sekutu lama Bouteflika, ia dilihat oleh pengunjuk rasa sebagai bagian dari kasta penguasa yang sudah tua dan dekat dengan kemampanan. Namun, Bensalah berjanji menetapkan komisi nasional dan berdaulat untuk mengamankan pemilihan umum yang adil dalam upaya nyata menenangkan demonstran yang menuntut reformasi demokrasi dan membangkitkan peluang ekonomi.

Lebih dari satu dari empat orang di bawah usia 30 atau sekitar 70 persen dari populasi Aljazair tercatat menganggur, meskipun kekayaan minyak negara itu sangat besar. Demonstrasi, yang mulai panas sejak 22 Februari, menyebabkan disintegrasi apa yang telah digambarkan sebagai "benteng" elite yang berkuas. Mereka adalah para veteran perang kemerdekaan yang kala itu melawan Prancis, tokoh partai yang berkuasa, pengusaha, tentara dan serikat buruh.

Namun, rakyat Aljazair ingin perubahan yang lebih radikal. "Anda pergi berarti Anda pergi," tulis sebuah tulisan di spanduk pada protes di ibu kota.

Hal ini menegaskan kembali keinginan banyak warga Aljazair menghapus semua sisa-sisa pendirian politik dan militer rahasia yang telah mendominasi negara selama beberapa dekade. Saat mengundurkan diri, Bouteflika berjanji pemilihan akan diadakan setelah 90 hari sebagai bagian dari transisi menuju era baru.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement