REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Dinas Penjara Israel (IPS) mulai memindahkan tahanan Palestina yang mogok makan dari Penjara Naqab (Ketsiot) dan Ramon di bagian selatan negeri itu ke penjara lain, Selasa (9/4). Tujuannya untuk membatalkan mogok makan mereka.
Sebanyak 150 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel karena melawan pendudukan pada Senin (8/4) memulai mogok makan buka-tutup di kedua penjara itu, setelah kegagalan perundingan antara IPA dan wakil tahanan yang menuntut kondisi penjara yang lebih baik, termasuk pencabutan ala penghambat gelombang yang dipasang belum lama ini dan dipandang membahayakan kesehatan tahanan.
Abu Bakr mengatakan kepada Kantor Berita Palestina, WAFA, tahanan lain diduga akan bergabung dengan rekan mereka yang mogok makan. Ia menyatakan penguasa Israel diduga akan meningkatkan tindakan penindasan mereka terhadap tahanan yang mogok makan dalam beberapa ahri ke depan, terutama memaksa mereka makan.
Meskipun tahanan yang mogok makan saat ini menolak makanan, mereka diperkirakan juga akan menolak minum dalam satu pekan, tindakan yang bisa mengakibatkan konsekuensi serius pada kesehatan mereka. Sementara itu, organisasi yang mendukung tahanan telah menyerukan dukungan masyarakat luas buat tahanan yang mogok makan dengan kegiatan yang direncanakan diselenggarakan pada Selasa dan beberapa hari ke depan di berbagai kota besar.