Rabu 10 Apr 2019 14:50 WIB

Film Hotel Mumbai Ingatkan Kengerian Teror di India

Ada kisah kegigihan perjuangan para korban menghadapi moncong senjata teroris

Rep: Eric Iskandarsjah Z./ Red: Christiyaningsih
Salah satu adegan dalam film Hotel Mumbai.
Foto: Thunder Road Picture
Salah satu adegan dalam film Hotel Mumbai.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Aksi terorisme selalu meninggalkan memori kengerian dan kesedihan bagi masyarakat. Akan tetapi di balik itu ada kisah kegigihan perjuangan para korban dan keteguhan hati mereka yang tak gentar menghadapi moncong senjata para teroris.

Guest is God, itulah semangat yang menyelimuti pelayanan Hotel Taj Mahal di Mumbai, India. Dalam keadaan apapun, seluruh staf di hotel akan memperlakukan tamu selayaknya dewa termasuk ketika terjadi penyerangan oleh teroris pada 2008 silam.

Baca Juga

Aksi heroik dari para staf Hotel Taj inilah yang dihadirkan dalam film berjudul Hotel Mumbai. Film berdurasi sekitar 125 menit ini menawarkan beragam adegan mendebarkan dengan ragam aksi yang penuh kejutan.

Lewat film ini, sutradara Anthony Maras mencoba menyuguhkan reka ulang adegan yang diangkat dari kisah nyata soal serangan di Taj Mahal Palace Hotel. Serangan di hotel bintang lima itu menewaskan lebih dari seratus orang tamu dan staf hotel.

Dalam Hotel Mumbai dikisahkan serangan dilakukan oleh sepuluh orang. Para pelaku dikendalikan lewat sambungan telepon oleh seseorang yang mendoktrin ajaran radikal.

Sebelumnya, kesepuluh pelaku serangan telah diberikan pelatihan, didoktrin, dan diberikan iming-iming sejumlah uang. Atas dasar kecemburuan sosial dan balas dendam, serangan terorganisir dengan senjata lengkap itu menyasar pada tamu hotel dari beberapa negara seperti Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Alhasil, sejumlah tamu hotel yang diperankan oleh Armie Hammer, Nazanin Boniadi, dan Jason Isaacs terpaksa harus bertekuk lutut di hadapan pelaku penyerangan. Setelah sempat kucing-kucingan, para pelaku penyerangan akhirnya mendapat incarannya untuk kemudian dijadikan sebagai sandera.

Serangan dengan senapan mesin secara membabi buta pun terus berjalan karena pasukan khusus dari pihak keamanan India tak juga tiba. Pasalnya, saat itu keamanan kota Mumbai memang belum dilengkapi dengan pasukan khusus. Tak ayal saat serangan terjadi pasukan khusus harus didatangkan dari New Delhi dan membutuhkan waktu perjalanan selama berjam-jam.

Korban pun terus berjatuhan. Pelaku penyerangan selalu menarik pelatuk machine gun tanpa pikir panjang setiap melihat orang di hadapannya. Penonton pun dibuat gregetan karena Armie Hammer dan Nazanin Boniadi tengah menginap di hotel itu bersama anak balitanya berkali-kali hampir jadi sasaran.

Demi memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu, para staf hotel mengambil peran sebagai pelindung sembari menunggu pasukan khusus datang. Tagline Guest is God pun selalu dipegang teguh oleh para staf hotel.

Film soal serangan yang menjadi ajang balas dendam atas invasi AS di Afganistan ini pun kian hidup tatkala sutradara sengaja menyisipkan rekaman asli hasil reportase sejumlah stasiun televisi ketika kejadian berlangsung.  Aksi kucing-kucingan, deru suara tembakan, dan semangat para korban untuk menyelamatkan diri berhasil memberikan sentuhan psikis bagi penonton.

Armie Hammer yang berperan sebagai David dan Nazanin Boniadi yang berperan sebagai Zahra sama-sama berhasil menyajikan perjuangan menjaga keutuhan keluarga. Perjuangan mereka membuat emosi penonton ikut terbawa.

Film yang sudah ditayangkan di AS pada Maret lalu ini sudah hadir di Indonesia awal pekan ini. Di satu sisi, Hotel Mumbai terpaksa harus ditarik dari bioskop di Selandia Baru mengingat di negara tersebut baru saja terjadi serangan teroris di masjid.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement