Rabu 10 Apr 2019 15:24 WIB

Sepi, Menhub: Pembangunan Bandara Kertajati Keinginan Pemda

Pembangunan Bandara Kertajati menghabiskan dana Rp 2,6 triliun

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang masih sepi setelah enam bulan beroperasi. Padahal fasilitas dan bangunan yang dibuat sudah bertaraf internasional seperti Terminal 3 Bandara Soetta.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang masih sepi setelah enam bulan beroperasi. Padahal fasilitas dan bangunan yang dibuat sudah bertaraf internasional seperti Terminal 3 Bandara Soetta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejak dioperasikan pada Juli 2018, Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat saat ini masih terbilang sepi peminat. Banyak yang menganggap, pembangunan bandara tersebut rasanya belum tepat dilakukan karena belum adanya kebutuhan yang mendesak.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sejak awal bukan keinginan pemerintah pusat untuk membangun bandara di wilayah Majalengka. “Pembangunan Bandara Kertajati keinginan pemerintah daerah,” kata Budi sebelum meresmikan terminal baru Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Senin (10/4).

Baca Juga

Budi menjelaskan, bandara tambahan yang seharusnya ingin dibangun di Jawa Barat seharusnya berada di Karawang. Sebab, lokasi tersebut dekat dengan Sukabumi dan kota-kota sekitarnya.

Hanya saja, Budi menegasakan kala itu pemerintah daerah Jawa Barat meminta pembangunan bandara tambahan di Majalengka yang saat ini menjadi Bandara Kertajati. “Kita ikutin, lalu saya bilang ke Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero),”tutur Budi.

Saat mengkoordinasikan dengan AP II, Budi menegaskan pihaknya menginginkan pembangunan bandara kecil terlebih dahulu. Budi mengatakan paling tidak dibuat bandara yang bisa menampung pesawat tipe ATR terlebih dahulu.

Sebab, saat itu, Budi menjelasakan mendaptkan kewenangan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hanya Rp 600 miliar. Hanya saja, pemerintah daerah Jawa Barat menginginkan pembangunan bandara dengan landasan pacu sepanjang 2.500 meter yang menghabiskan dana Rp 2,6 triliun.

Untuk itu, Budi menegaskan pembangunan bandara tersebut pemerintah juga mengajak APO II untuk bekerja sama. “Saya ajak AP II karena rencananya bandung ini (penerbangannya) mau dibagi kan,” ungkap Budi, Rabu (10/4).

Sementara itu, pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menilaikan untuk menyelamatkan kondisi Bandara Kertjati dalam waktu dekat terbilang sulit. Gatot menyarankan sebaiknya pengelola bandara melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah sekitar untuk menumbuhkan pariwisata dan industri.

“Akses transportasi darat ke Bandung dan pelabuhan Patimban diperbaiki dan sedikit demi sedikit slot di Bandara Husein Bandung dikurangi, dikasih ke Kertajati,” jelas Gatot.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement