REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kabid Humas Polda Kalimantan Barat AKBP Dhonny Carles mengatakan, polisi masih tengah mendalami motif penganiayaan yang menimpa AY di Pontianak. AY mendapatkan kekerasan dari 12 siswi SMA yang membuatnya kini harus terbaring di rumah sakit.
“Itu (motif) sedang kami dalami, karena kalau keterangan yang beredar itu tidak bisa kita jadikan referensi. Kita perlu bukti-bukti lain,” kata Dhonny melalui sambungan telepon pada Rabu (10/4).
Saat ini, lanjutnya, penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi. Ada empat orang yang sedang dimintai keterangannya oleh penyidik Polresta Pontianak untuk menggali motif tersebut.
“Sekarang kita masih memeriksa saksi, ada empat orang yang saat ini masih dimintai keterangannya untuk mendukung apa yang beredar di luar,” terangnya.
Empat orang saksi berada di lokasi kejadian dan melihat langsung peristiwa penganiayaan. Dari empat saksi, tiga di antaranya merupakan siswi yang dilaporkan sebagai pelaku penganiayaan.
Dhonny berharap dari pemeriksaan saksi-saksi ini akan terungkap motif sebenarnya, apakah benar pangkal pengeroyokan berawal dari masalah laki-laki atau bukan.
“Semoga cepat selesai dan hasilnya apakah menguatkan apa yang beredar di luar atau mungkin ada fakta baru. Itu yang coba kita lakukan (cari tahu),” ujarnya.
Polisi juga belum meminta keterangan dari korban karena masih menjalani perawatan di rumah sakit. Penyidik masih harus menunggu keterangan korban untuk melengkapi berkas kasus dan mengungkap motif penganiayaan.
“(Motif) yang beredar di luar tidak bisa kita pertanggungjawabkan karena yang kita BAP resmi sementara ini baru ibunya (korban), sekarang baru ada tambahan (empat saksi),” ujarnya.