REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan udara di ibu kota Sanaa, Yaman pada Rabu (10/3). Terdapat dua tempat yang menjadi target dalam serangan tersebut.
Target pertama serangan adalah pabrik drone Houthi serta gudang yang menjadi tempat landasan pesawat tanpa awak tersebut. Menurut laporan warga, sebuah rumah terkena serangan udara tersebut, namun tak ada korban jiwa.
Meski demikian, Masirah TV yang dikelola oleh Houthi mengatakan bahwa serangan udara yang terjadi kali ini telah menyebabkan kebakaran di sebuah pabrik plastik. Sementara, dalam laporan Amerika Serikat (AS) disebutkan terjadi ledakan di dekat dua sekolah di Sanaa dan menyebabkan setidaknya 14 murid tewas pada Ahad (7/4).
“Saat itu ledakan terjadi menjelang jam makan siang dan ada sejumlah murid di dalam kelas. Ledakan menghancurkan jendela dan membuat pecahan kaca masuk ke dalam ruangan,” ujar kepala UNICEF Timur Tengah, Geert Cappelaere.
Meski demikian belum jelas pihak yang berada di balik ledakan tersebut. Koordinator bantuan PBB untuk Yaman Lise Grande telah meminta agar tragedi tersebut segera dihentikan.
Yaman telah menjadi negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia akibat perang saudara yang terjadi selama empat tahun terakhir. Konflik antara pendukung Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan kelompok oposisi Houthi semakin memburuk. Secara khusus dengan adanya pasukan aliansi pimpinan Arab Saudi yang membantu melancarkan serangan udara untuk Houthi.
Proses perdamaian yang dimulai dengan sebuah perjanjian pada Desember tahun lalu telah mengalami kendala. Meski gencatan senjata dilangsungkan di sebagian besar wilayah Hodeidah, pelabuhan utama Yaman, pertempuran terus berlanjut di wilayah lainnya dan meningkat dalam beberapa pekan terakhir.