Kamis 11 Apr 2019 01:00 WIB

Warner Bros Protes Video Trump Gunakan Lagu The Dark Knight

Warner Bros protes karena Trump dianggap melanggar hak cipta

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warner Bros Pictures
Warner Bros Pictures

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Warner Bros Pictures memprotes video yang dibagikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Masalah muncul ketika Trump mengunggah sebuah video di Twitter yang melanggar hak cipta.

Video kampanye 2020 berdurasi dua menit menggunakan musik dari film terkenal Warner Bros keluaran 2012, The Dark Knight Rises. Video ini sempat diperbincangkan dan akhirnya tidak tersedia pada Selasa (9/4) malam atau hanya beberapa jam setelah Trump mempostingnya ke Twitter.

Baca Juga

"Penggunaan musik Warner Bros dari The Dark Knight Rises dalam video kampanye tidak sah. Kami sedang bekerja melalui saluran hukum yang tepat untuk menghilangkannya," kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan dikutip dari USA Today, Rabu (10/4).

Video yang dimaksud telah hilang dan tidak bisa diakses kembali. Konten yang telah tiada itu diganti dengan pesan yang bertuliskan 'Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap laporan oleh pemilik hak cipta'.

Video yang digugat tersebut menunjukkan kondisi Washington dan sejumlah sosok dari Partai Demokrat, termasuk mantan Presiden Barack Obama dan Hillary Clinton, yang kalah dari Trump dalam pemilu 2016. Pesan dalam huruf abu-abu muncul di latar belakang hitam "Pertama, mereka mengabaikanmu," tulis seseorang. "Kemudian mereka menertawakanmu." Yang terakhir berbunyi: "Lalu mereka memanggilmu rasis".

Ketika musik semakin intensif, Trump ditampilkan di rapat umum dan di dalam Gedung Putih. Video menunjukkan berbagai momen penting selama masa jabatan pertama Trump. Termasuk momen pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, konfirmasi Hakim Agung Brett Kavanaugh, dan akhir dari penasehat khusus Robert Mueller dalam penyelidikan campur tangan Rusia di pemilihan 2016.

Video itu memperlihatkan tajuk utama, mengatakan kantor Mueller tidak menemukan bukti konspirasi antara kampanye Kremlin dan Trump. Video berakhir dengan pesan membentang di layar yang mengatakan "suara Anda membuktikan semuanya salah" dan menjuluki pemilihan Trump pada 2020 "kemenangan besar."

Tayangan tersebut mencatatkan 1,85 juta kali penayangan dalam waktu lima jam pertama sebelum secara permanen dihapus. Ini bukan pertama kalinya Trump menimbulkan kontroversi masalah hak cipta menggunakan musik dalam kampanye.

Pentolan Aerosmith Steven Tyler menuntut Trump berhenti menggunakan lagu-lagunya di demonstrasi politik. Rocker berusia 70 tahun itu mengirim Trump surat gencatan dan penghentian tahun lalu setelah memainkan lagu hit Aerosmith Livin' on the Edge di sebuah rapat umum di Virginia Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement