REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala tim Mercedes-AMG Toto Wolff mewaspadai kekuatan mesin Ferrari jelang GP China. Ia mengatakan, Ferrari memiliki tenaga paling besar di antara paket mesin mobil penantang lainnya di balapan Formula 1 (F1) musim ini.
Wolff mengaku terkejut dengan kecepatan Ferrari ketika turun di GP Bahrain, setelah sebelumnya melempem pada seri pembuka di Australia. "Performa di lintasan lurus mengagumkan. Tenaga yang mereka tunjukkan tidak bisa ditandingi oleh yang lain," kata Wolff seperti dikutip laman resmi F1 pada Rabu (10/4).
"Aku kira ada keunggulan lima per sepuluh detik hanya di lintasan lurus ketika kualifikasi. Itu sangat sulit untuk ditandingi. Jadi menurut pendapat saya kami harus membiasakan diri dengan tingkat performa seperti itu dan Melbourne adalah pengecualian."
Kecepatan mobil SF90 bukan semata-mata karena koefisien drag yang kecil, namun karena memang power unit Ferrari yang disematkan di dalamnya memiliki tenaga yang melimpah, kata Wolff. Mercedes pun sadar mereka diuntungkan oleh kesialan Ferrari di Bahrain, ketika power unit mobil yang dikendarai Charles Leclerc kehilangan tenaga yang menyebabkan dia harus kehilangan peluang meraih podium pertama.
Pekan ini, Sirkuit Intenasional Shanghai akan menggelar balapan seri ketiga F1 2019, yang akan menjadi balapan kejuaraan dunia ke-1000. Mercedes tercatat telah lima kali meraih gelar juara di Shanghai, sebagian besar diraih di era mesin turbo hybrid V6. Sementara Ferrari menguntit dengan empat gelar juara di sana, diikuti oleh McLaren sebanyak tiga kali dan Red Bull sejumlah dua kali.
Jelas Ferrari telah memperbaiki masalah yang dia dapati di Melbourne dan kembali dengan kecepatan yang tak terdingi di Bahrain, baik dalam sesi kualifikasi maupun balapan. Namun, sayang isu reliabilitas mendera tim Kuda Jingkrak di balapan seri kedua itu.
Charles Leclerc, yang tampil brilian di Bahrain, akan menggunakan power unit yang sama dengan yang dia pakai di Bahrain. Mengingat penggunaan komponen mesin bagi pebalap dibatasi di setiap musimnya.
Kepala tim Ferrari Mattia Binotto mengungkapkan bahwa mesin yang dipakai Leclerc di Bahrain kehilangan satu silider mesin.
Tim menyatakan jika kegagalan mesin itu disebabkan oleh hubungan arus pendek di dalam unit pengendali injeksi.
"Aku harap mobil bisa tampil bagus seperti di Bahrain, sehingga aku bisa berjuang mendapatkan hasil yang pantas bagi kami," kata pembalap berusia 21 tahun asal Monako itu.