Kamis 11 Apr 2019 08:14 WIB

Kiai Maruf: Peran Ulama tak Hanya Urus Agama Saja

Kiai Maruf menegaskan ulama berperan dalam tanggung jawab kebangsaan.

Pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma'ruf Amin menghadiri acara Pawai Karnaval Bersatu di Alun-Alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten, Ahad (7/4) sore. Di tengah puluhan ribu pendukungnya, Jokowi dan Kiai Ma'ruf menaiki kereta kencana.
Foto: Republika/Muhyiddin
Pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma'ruf Amin menghadiri acara Pawai Karnaval Bersatu di Alun-Alun Ahmad Yani, Kota Tangerang, Banten, Ahad (7/4) sore. Di tengah puluhan ribu pendukungnya, Jokowi dan Kiai Ma'ruf menaiki kereta kencana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 01,  KH Ma'ruf Amin mengatakan peran ulama sangat penting tidak hanya mengurus soal keagamaan. Tetapi juga berbangsa dan bernegara.

"Memang, ada keinginan dari ulama agar tidak masuk ke dalam struktural pemerintahan. Namun, hal ini hanya akan memarjinalkan peran ulama di Indonesia," kata dia, Rabu (11/4).

Kiai Ma'ruf  menambahkan para ulama juga punya tanggung jawab kebangsaan dalam menyikapi masalah kenegaraan, dan persoalan keagamaan. Indonesia saat ini, kata Kiai Ma'ruf, sedang menghadapi masalah kebangsaan dan kenegaraan tentang dasar negara. Ada yang membenturkan Islam dengan Pancasila.

"Pancasila sebagai kesepakatan seluruh bangsa ini, sekarang muncul lagi untuk dibenturkan kembali antara Islam dengan Pancasila. Padahal, antara Islam dan Pancasila tidak ada masalah, karena sudah final," katanya.

Tidak hanya itu, saat ini juga sudah mulai muncul kelompok-kelompok yang ingin bangsa Indonesia terpecah belah, saling membenci dan memusuhi sesamanya."Ini masalah yang harus kita selesaikan di dalam pertemuan ulama ini. Ini tugas kita, kalau kita tidak kita selesaikan akan memprovokasi terus," kata Kiai Ma'ruf.

Menurut dia, di sinilah peran ulama menjadi sangat penting. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan jika ulama masuk ke dalam sistem, dan ikut terlibat aktif sedari awal."Jadi ada upaya hulunisasi peran ulama. Jangan ulama perannya hanya dihilir saja. Selama ini, ulama selalu ada di hilir saja, kalau ada apa-apa baru ulama diperlukan, seperti daun salam saja," kata Kiai Ma'ruf.

Daun salam, Kiai Ma'ruf menganalogikan, biasa digunakan sebagai pengharum makanan. Perannya sangat penting. Namun, setelah makanan itu masak dan akan dimakan, yang pertama kali dibuang daun salamnya. "Makanya dulu ada yang bilang ulama kayak daun salam, kalau mau masak pakai daun salam biar wangi. Tetapi setelah masakannya matang, yang pertama dibuang daun salamnya," kata Kiai Ma'ruf.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement