REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan keputusan pemimpin Uni Eropa untuk memberikan waktu enam bulan bagi Inggris untuk keluar dari blok sebagai langkah yang bagus. Menurut Altmaier hal ini juga dapat membuat Uni Eropa menyelesaikan masalah yang lain.
"Kepala Negara dan pemerintah di Uni Eropa di Brussels telah sepakat untuk menghindari Brexit tanpa kesepakatan, pada dasarnya itu berita baik untuk kami semua," kata Altmaier di Berlin dalam bahasa Inggris, Kamis (11/4).
Altmaier menambahkan perpanjangan waktu sampai enam bulan sangat berarti bagi Uni Eropa. Kini mereka tidak lagi terus menerus membicarakan Brexit. Menurut Altmaier kini Uni Eropa dapat berbicara tantangan lain seperti kecerdasan buatan dan digitalisasi.
Para pemimpin Uni Eropa memberikan Inggris perpanjangan waktu Brexit sampai 31 Oktober, empat bulan lebih lama dibandingkan yang diminta Perdana Menteri Inggris Theresa May. Dewan Uni Eropa mengatakan langkah itu dilakukan agar Inggris dapat menyelesaikan kebuntuan di dalam negeri mereka.
"EU27/UK (27 negara Uni Eropa dan Inggris) sepakat menambah waktu yang fleksibel sampai 31 Oktober," kata Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, di media sosial Twitter.
Hal itu Tusk katakan setelah menjalani rapat selama depalan jam. "Ini artinya ada tambahan enam bulan bagi Inggris untuk menemukan solusi terbaik," kata Tusk di malam sebelum Inggris harusnya keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Selain tantangan kecerdasan buatan dan digitalisasi seperti yang disebutkan Altmaier kini Uni Eropa juga harus menghadapi pengaruh Cina di benua itu. Cina berinvestasi di pabrik batu bara, jaringan telepon, jembatan besar, jalanan dan kereta api di negara-negara Eropa Timur dan Tengah yang kekurangan uang.
Pengaruh Cina yang sangat kuat di Eropa Timur dan Tengah menjadi tantangan tersendiri bagi Uni Eropa. Mereka khawatir jika investasi Cina di negara anggota Uni Eropa dapat menurunkan standar lingkungan dan standar-standar lain yang sudah mereka tetapkan.