Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan Sumarsih (kiri) berpose dengan istri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda (tengah) dan aktivis lainnya seusai aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4). (FOTO : Antara/Nova Wahyudi)
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan Sumarsih (kiri) menyerahkan poster dukungan kepada istri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda (kanan) saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4). (FOTO : Antara/Nova Wahyudi)
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan Sumarsih (kiri) berpose dengan istri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda (tengah) dan aktivis lainnya seusai aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4). (FOTO : Antara/Nova Wahyudi)
Istri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda berpidato saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4). (FOTO : Antara/Nova Wahyudi)
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan menggelar aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4). (FOTO : Antara/Nova Wahyudi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan menggelar aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/4).
Mereka menuntut presiden untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen untuk mengungkap kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
sumber : Antara
Advertisement