Kamis 12 Apr 2018 04:50 WIB

Bank Mantap Targetkan Pertumbuhan Kredit 60 Persen

Per Maret 2019, penyaluran kredit Bank Mantap mencapai Rp 16,77 triliun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Peresmian Bank Mandiri Taspen (Mantap) sebagai Bank Persepsi dilaksanakan di Kantor Pusat Bank Mantap, Cikini, Jakarta, Kamis (11/4).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Peresmian Bank Mandiri Taspen (Mantap) sebagai Bank Persepsi dilaksanakan di Kantor Pusat Bank Mantap, Cikini, Jakarta, Kamis (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri Taspen (Mantap) targetkan pertumbuhan kredit 2019 mencapai 60 persen. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K Triprakoso menyampaikan tahun ini diharapkan pencairan baru pembiayaan bisa mencapai Rp 19 triliun, naik dari Rp 15 triliun pada 2018.

"Sesuai tujuannya, Bank Mantap memang didesain untuk segmen pensiunan dan aparatur sipil negara, pembiayaan banyaknya ke sana," kata dia di Kantor Bank Mantap Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (11/4).

Baca Juga

Data terbaru per Maret 2019, penyaluran kredit mencapai Rp 16,77 triliun atau meningkat 40,4 persen secara year on year (yoy). Khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp 15,31 triliun atau mencapai 91,92 persen dari total.

Kredit pada pensiunan tersebut tumbuh 51,5 persen (yoy). Sementara, laba bersih pada 2018 tercatat sebesar Rp 99,5 miliar, naik 28,4 persen dari periode tahun sebelumnya.

Sampai dengan akhir bulan Maret 2019, total aset yang dimiliki Bank Mantap berada di

posisi Rp 21,60 triliun atau tumbuh sekitar 40,7 persen. Sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 15,82 triliun atau tumbuh sampai dengan 41,7 persen.

Meski pangsa pasar mayoritas pensiunan, Josephus mengatakan Bank Mantap terbuka pada segmen pasar lain. Apalagi saat ini Bank Mantap mempunyai jaringan kantor sebanyak 274 jaringan yang tersebar di 34 provinsi.

Sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan dan layanan, Bank Mantap merambah menjadi Bank Persepsi. Kini nasabah sudah bisa membayar pajak dan melakukan aktivitas setoran pada negara melalui yang dulunya bank daerah Bali tersebut.

Josephus mengatakan Bank Mantap tidak memiliki target komersil dengan menjadi bank persepsi. Langkah tersebut menjadi salah satu bentuk layanan pada nasabahnya untuk memudahkan membayar pajak.

"Nasabah kita yang tadinya harus ke bank lain, kini tidak perlu lagi karena kita sudah terhubung dengan pemerintah," kata dia.

Josephus juga melihat ada peluang untuk masyarakat segmen selain ASN dan pensiunan menjadi nasabah karena layanan persepsi tersebut. Potensi ini akan memperluas pasar.

Direktur Pengelolaan Kas Negara Kemenkeu RI Didyk Choiroel menyampaikan dengan bertambahnya Bank Mantap, maka jumlah bank persepsi menjadi 84. Bank-bank tersebut menjadi mitra pemerintah untuk penerimaan pendapatan negara.

"Tahun ini target penerimaan negara sejumlah Rp 2.200 triliun, dan Rp 2.100 triliun harus melalui Modul Penerimaan Negara (MPN)," kata dia.

Didyk berharap Bank Mantap bisa menjadi salah satu mitra pemerintah yang aktif dalam menyerap pendapatan pemerintah. Tidak hanya jumlah transaksi yang banyak tapi juga nominal yang besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement