Kamis 11 Apr 2019 22:36 WIB

KPU dan Bawaslu Cek Surat Suara Tercoblos ke Malaysia

Sejumlah hal akan diklarifikasi oleh tim KPU dan Bawaslu.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andi Nur Aminah
Kasus Pemilihan Luar Negeri. Ketua Bawaslu Abhan (dua kiri) bersama Ketua KPU Arief Budiman (tengah) menggelar konferensi pers bersama di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Kasus Pemilihan Luar Negeri. Ketua Bawaslu Abhan (dua kiri) bersama Ketua KPU Arief Budiman (tengah) menggelar konferensi pers bersama di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemlihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan pihaknya bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan bertolak ke Malaysia untuk mengecek lebih lanjut soal temuan surat suara yang tercoblos. Sejumlah hal akan diklarifikasi oleh tim KPU dan Bawaslu.

"Kami dan Bawaslu RI langsung berkoordinasi dan kami menindaklanjuti dengan cepat dan dalam waktu yang tidak terlalu lama KPU RI dan Bawaslu RI memutuskan akan ada tim ya atau personel yang akan diberangkatkan dari Jakarta untuk melihat langsung ke sana (Malaysia)," ujar Arief dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/4).

Baca Juga

KPU mengirimkan dua komisioner, yakni Hasyim Asy'ari dan Ilham Saputra. Sementara itu, anggota Bawaslu, Ratna Dewi Pettalolo, rencananya juga akan bergabung untuk bertolak ke Malaysia.

Arief melanjutkan, hingga malam ini semua pihak masih dalam proses melakukan penelusuran. "Karena saya minta laporannya yang detail jadi memang perlu klarifikasi terhadap beberapa hal. Saya mau tahu tempat itu tempatnya siapa ? (lokasi ditemukan), surat suara itu apa benar surat suara yang dari KPU? jumlahnya berapa banyak? kemudian siapa yang pertama kali menemukan kejadian itu ? siapa yang membuat videonya? kemudian siapa yang melapor ke Panwaslu luar negeri dan seterusnya, lalu apa juga sikap dari otoritas setempat," jelasnya.

Arief pun mengimbau masyarakat agar tidak melihat hal ini sebagai sesuatu yang berlebihan. KPU meminta semua pihak menunggu informasi resmi.

"Kami kalau ada kejadian seperti ini juga langsung cepat dan kami minta mereka melakukan pemberitahuan, tapi karena ini menyangkut beberapa hal yang bisa sangat sensitif karena berada di negara lain, maka kami melakukan pengecekan dengan sangat hati-hati. Kami masih menunggu Itu jadi mohon tidak mengambil kesimpulan sendiri sendiri tidak kemudian berpolemik ada kejadian seperti ini," tegas Arief.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement