REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jaringan Alumni Mesir Indonesia (JAMI) bekerjasama dengan relawan Relawan Jokowi-Kiai Ma'ruf Mesir menggelar Orasi Kebangsaan Pemenangan pasangan capres-cawapres Jokowi-Kiai Ma'ruf.
Deklarasi ini dipimpin Prof Alwi Shihab selaku Dewan Penasehat JAMI dan didampingi Ketua JAMi, Aas Subarkah. Kegiatan berlangsung di International Park, Kairo, Rabu (10/4).
Dalam orasinya, Alwi memberikan klarifikasi terkait sejumlah hoaks dan fitnah terhadap sosok Jokowi. "Pak Jokowi itu orang saleh. Saya bersama beliau selama 4,5 tahun. Dan saya menyaksikan betul bahwa beliau adalah orang yang menjaga shalatnya di waktu sesibuk apapun sebagai presiden,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (11/4).
Dia mengatakan, seorang pemimpin yang baik menurut Islam, salah satunya adalah yang menjaga shalatnya. Tentang isu-isu bahwa Pak Jokowi itu memusuhi Islam dan mengkriminalisasi ulama, itu hanya hoaks saja. “Tidak mungkin Pak Jokowi memusuhi Islam, wong beliau itu orang Islam dan menjaga shalatnya," kata alumni Universitas Ain Syams, Kairo, Mesir ini.
Dia menjelaskan, terkait pembangunan infrastruktur yang digalakkan Pak Jokowi pada periode ini dan dianggap membuang-buang anggaran saja hanyalah komentar-komentar lawan politik yang politis juga. Pembangunan infrastruktur ini merupakan fondasi utama di dalam usaha memajukan bidang ekonomi. Jalannya roda ekonomi tanpa didukung oleh infrastruktur yang baik, maka kemajuan ekonomi urung berhasil.
"Jika dulu perjalanan Pantura antara Jakarta-Pekalongan bisa delapan jam-an, sekarang karena ada jalan tol, bisa ditempuh dalam waktu empat jam. Ini kan pembangunan infrastruktur yang evolusioner." Pak Murtadlo, salah satu senior yang ikut berorasi.
Dia menjelaskan, mengenai masa depan dakwah moderatisme Islam di Indonesia, di saat agama menjadi jargon politik pemuas nafsu kekuasaan oleh sebagian pihak. Dan al-Azhar sebagai gerbong dari moderatisme Islam di Mesir dan Nahdlatul Ulama di Indonesia, peran mahasiswa al-Azhar amat sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.
Dia mengatakan, Islam tanpa syiar tidak akan mengalami kemajuan, jika Islam berwajah sangar dan intoleran kepada keberagaman. Maka, Islam yang seharusnya adalah Islam moderat.
Alwi juga mengomentari tentang sosok Kiai Maruf yang disebut tua. Padahal banyak tokoh dunia yang memimpin di usia tak lagi muda. “Jangan lupa Presiden Ronald Reagan itu berusia 80 tahun, dan Mahathir Muhammad Perdana Menteri Malaysia itu berusia 90- an tahun. Tapi, mampu memberikan hal baik untuk bangsa dan negara," kata dia.
Ketua JAMI, Aas Subarkah, mengatakan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf ini adalah pasangan yang serasi, di mana unsur nasionalis-religius melekat pada keduanya. Pak Jokowi seorang nasionalis yang religius, dan Kiai Ma'ruf seorang yang religius sekaligus nasionalis.
"Karena ideologi yang sesuai dengan cita-cita bangsa dan negara adalah nasionalis dan religius. Maka, pasangan 01 ini harus kita menangkan. Dan kita yakin kita akan menang," tutur Aas.