REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar operasi pasar di 46 titik Jakarta pada Jumat (12/4). Sasarannya adalah komoditas bawang yang harganya belakangan ini tidak melonjak.
Operasi ini diselenggarakan selama 5 hari (12 – 16 April 2019) di beberapa titik wilayah Jakarta. "Melalui operasi pasar, diharapkan harga bisa stabil dan kembali normal," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat melakukan pelepasan operasi pasar di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Jakarta, Jumat (12/04).
Selain di TTIC, OP yang dilakukan dengan menggandeng Gapoktan LUPM, PT. Food Station Tjipinang Jaya dan CV. Cahaya Bahari ini juga digelar di 46 lokasi diantaranya 39 pasar, 2 kecamatan, 3 kelurahan dan 1 perumahan di wilayah Jakarta. Operasi Pasar dilakukan di pasar eceran dan kecamatan/kelurahan di DKI yang harga bawangnya tinggi dan juga termasuk lokasi masyarakat menengah ke bawah sehingga diharapkan langsung menyentuh konsumen akhir dan tepat sasaran.
Bawang merah yang dijual kepada masyarakat sebanyak 10 ton dengan harga Rp 20.000,-/kg dan 10 ton bawang putih dengan harga Rp 23.500/kg. Selain itu juga 4 ton cabai merah keriting dengan harga Rp 18.000/kg. Volume pasokan komoditi yang dijual akan ditambah jika masih belum mencukupi tingkat permintaan masyarakat selama 5 hari dilaksanakan Operasi Pasar.
Lebih murah
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi (kiri).
Semua komoditas tersebut didatangkan langsung dari gabungan kelompok tani, sehingga harganya bisa lebih murah dibanding harga pasaran yang mencapai Rp 60.000/kg untuk bawang merah, Rp 55.000/kg bawang putih dan cabai merah Rp 25.000/kg.
Menurut Agung, Kementerian Pertanian memiliki instrumen dalam upaya stabilisasi harga pangan melalui Toko Tani Indonesia (TTI) dan TTI (Centre) yang berperan sebagai distribution center. TTI dan TTIC memiliki aktivitas menyalurkan bahan pangan pokok ke konsumen langsung dengan harga terjangkau, namun kualitasnya tetap terjaga.
Tak perlu khawatir
Operasi bawang di sejumlah pasar Jakarta
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik menyampaikan bahwa stok bawang putih tersedia, masyarakat tidak perlu khawatir. Bawang putih yang dikeluarkan merupakan stok bulan Oktober. Stok diambil dari gudang-gudang yang bekerja sama dengan pelaku usaha untuk menstabilisasikan harga di pasar.
Menurut Yasid, pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati sebenarnya sudah kembali normal. Tingginya harga di tingkat retail, lebih disebabkan karena pedagang eceran masih menjual bawang merah stok lama. Pedagang eceran belinya juga sudah tinggi, jadi wajar kalau mereka habiskan stok dengan harga yang tinggi juga.
Namun ini tidak akan lama karena harga di pasar induk sudah mulai turun. Pasokan aman terkendali karena masuk 30an truk bawang merah dari normalnya cukup 25 truk sehari. “Harga sudah mulai turun seribu hingga dua ribu, apalagi dibantu sama Operasi Pasar sekarang, tentu akan makin turun lagi,” ujar Yasid.
Operasi Pasar terus diupayakan supaya harga lebih cepat kembali normal. Kementan pun memastikan tanaman bawang merah masih sangat luas, bahkan sebagian sudah siap panen. “Bulan Mei nanti akan ada pemanenan, jadi tidak perlu khawatir kami pastikan stok aman” tutup Yasid.