REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para kepala desa (kades) di daerahnya lebih kreatif dan inovatif, khususnya dalam menggarap potensi yang dimiliki masing-masing desa sehingga bisa maju dan menjadi percontohan bagi desa-desa lain di tanah air.
Menurut dia, Jawa Tengah merupakan provinsi penerima dana desa terbesar di Indonesia. Pada tahun 2019 ini, dana desa yang digelontorkan untuk 7.809 desa di Jawa Tengah mencapai Rp 6,7 triliun.
"Untuk itu saya minta kepada seluruh kepala desa di Jawa Tengah terus berkreasi dan berinovasi untuk memajukan desanya masing- masing," katanya, Jumat (13/4).
Di sisi lain, program dana desa untuk pembangunan desa terpencil mulai menunjukkan hasil. Di Jawa Tengah, program ini berhasil membuat banyak desa yang awalnya terisolasi menjadi dikenal.
Salah satu contohnya adalah Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Banyak destinasi wisata yang dibangun di desa ini, dan yang paling populer saat ini adalah Wahana Ondo Langit, kawasan objek wisata Gumuk Reco, wilayah Desa Sepakung.
"Kami mengembangkan objek-objek wisata itu dengan memanfaatkan dana desa. Selain itu, juga ada bantuan dari Pemkab Semarang dan Pemprov Jateng untuk peningkatan infrastruktur menuju objek wisata," paparnya.
Pemanfaatan dana desa untuk optimalisasi potensi wisata, lanjut Ahmat, ternyata berdampak signifikan. Selain membuat desa semakin terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, pendapatan desa dari wisata juga meningkat signifikan. Wisata Gumuk Reco dengan wahana Ondo Langitnya saja bisa menghasilkan Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per bulan.
"Kalau ditotal dengan wahana-wahana wisata lainnya, pemasukan ke desa bisa mencapai ratusan juta per bulannya," ujarnya.