REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyambut Hari Lupus dan Hari Autoimun Sedunia, Syamsi Dhuha Foundation (SDF)[1] akan gelar acara bertajuk ‘Go Healthy, Go Organic, Be Happy!’ di Taman Hutan Raya Juanda, Bandung pada Ahad (14/4). Pola hidup dan pola makan odamun (orang dengan autoimun) jadi sorotan utama kali ini.
“Autoimun adalah penyakit yang disebabkan berubahnya fungsi sistem kekebalan tubuh yang seharusnya lindungi tubuh dari penyakit, berbalik menyerang tubuhnya sendiri," kata Dr dr Iris Rengganis SpPD-KAI, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.
Dikatakan Iris, penyebab perubahan fungsinya masih belum diketahui pasti. Namun hormonal, lingkungan, dan genetik merupakan faktor pencetus timbulnya autoimun tersebut.
Menurut dia, ada lebih dari 100 jenis autoimun. Di antaranya SLE (Systemic Lupus Erythematosus), RA (Rheumatoid Arthritis), Scleroderma, Sjörgren’s syndrome, ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), APS (Antiphospholipid Antibody Syndrome), MS (Multiple Sclerosis) dan Type 1 Diabetes.
Seiring dengan perkembangan iptek di bidang kedokteran, maka misteri penyakit autoimun semakin terkuak. Walaupun belum ada angka yang pasti, namun pertambahan jumlah pasien cenderung meningkat karena dapat dikenali lebih dini.
"Sebagian besar, 78 persen odamun adalah wanita usia produktif, 15-45 tahun. Selain terapi medis, pola makan dan gaya hidup sangat berpengaruh pada penanganan autoimun. Para odamun harus perhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya,” kata Iris.
“Konsumsi makanan organik adalah salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan odamun tuk hidup lebih sehat. Maka kali inipun SDF undang para odamun yang sudah terapkan hal ini dan rasakan perbaikan kondisi fisiknya. Salah satunya, Sella dari Palembang yang akan bagikan tips mengolah produk organik,” ujar Dian Syarief, Ketua SDF yang juga odapus (orang dengan lupus) kepada Republika.co.id.
Para peserta yang terdiri dari penyandang lupus (odapus), low vision dan umum memanen sejumlah komuditas sayuran pada acara Wisata Organik yang digelar Syamsi Dhuha Foudation (SDF), di Rumah Kayu Permakultur, Kampung Pojokrahayu, Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Sebelumnya, telah digelar pula pelatihan berkebun organik tanggal 6 April lalu, bertempat di Rumah Kayu Permaculture yang dikelola oleh Luky Lambang, seorang odapus. Pada pelatihan tersebut, peserta yang terdiri dari odamun dan umum, melihat langsung bagaimana pengelolaan kebun organik, mulai dari siapkan bibit tanaman, perawatan tanpa gunakan pestisida dan pupuk kimia hingga turut memanen berbagai sayuran organik.
“Untuk mulai berkebun, bisa kita manfaatkan lahan yang ada, bisa pula dalam pot. Sebagai pengganti pupuk kimia, kita dapat membuatnya dari sampah organik sisa makanan, pupuk kandang atau kompos. Dengan berkebun organik, selain dapatkan bahan makanan yang lebih baik dan terjaga kualitasnya, jika ditekuni dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, dapat pula jadi sumber penghasilan,” papar Luky.
Di kesempatan tersebut, Dedy Dharmawan, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung mengajak, peserta mulai mengurangi, memilah, dan manfaatkan sampah rumah tangga untuk menurunkan beban pengelolaan sampah kota yang dapat capai 1.500 ton per hari.
Olah raga rutin juga sangat penting dilakukan tuk tetap lenturkan otot dan persendian para odamun yang seringkali kaku. Lengkapi Fun Walk dan Senam Bugar Ceria yang dilakukan di awal acara, Hilda D Kustiwa, mengajak peserta lakukan extraordinary yoga yang bermanfaat untuk peregangan dan kelenturan tubuh.
Acarapun dilengkapi dengan konsultasi autoimun gratis bersama dokter pemerhati autoimun multi disiplin, demo masak olahan organik, warung organik dan autoimmuners’ friends, tak ketinggalan hiburan oleh The Lulo (terdiri dari odamun, disabilitas netra dan relawan SDF) serta bintang tamu Lala Karmela, pelantun ‘Satu Jam Saja’ dan pemeran film ‘Ngenest’ dan ‘Kuambil Lagi Hatiku’.