Jumat 12 Apr 2019 18:03 WIB

Atasi Krisis Pangan, Kuba Kembangkan Burung Unta

Cara Kuba mengatasi krisis pangan dengan burung unta diolok-olok warga.

Red: Nur Aini
Bendera Kuba
Foto: VOA
Bendera Kuba

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba tengah mencari cara untuk mengatasi kekurangan pangan dari sapi kecil hasil pengembangbiakan sampai kerbau impor.  Sekarang mereka mengusulkan dibukanya peternakan burung unta dan hewan pengerat sebagai jawaban, sehingga menyulut olok-olok dari warga.

Daging dan telur kian sulit diperoleh di negara yang dikuasai Komunis tersebut dalam beberapa bulan belakangan akibat kemerosotan ekonomi. Sementara itu, para pejabat melirik potensi burung Afrika yang tak bisa terbang dan hutia, hewan pengerat asli Kuba yang dapat memilki berat 8,5 kilogram.

Baca Juga

"Satu burung unta mengeluarkan 60 telur, dan dari jumlah itu orang bisa memperoleh 40 burung unta betina, dan dari 40 hewan betina per tahun orang bisa memperoleh empat ton daging sedangkan sapi cuma melahirkan satu anak dan setelah satu tahun hewan itu masih muda," kata Guillermo Garcia Frias.

Garcia Frias (91) meraih bintang kehormatan komandan revolusi sebagai mantan gerilyawan dalam revolusi Kuba 1959 dan memimpin perusahaan negara Flora dan Fauna, yang mengembangkan tujuh peternakan burung unta. Ia berbicara dalam pembahasan meja bundar yang ditayangkan televisi negara pekan lalu.

Ia melontarkan pujian untuk hutia karena "kadar protein hewan tersebut lebih tinggi daripada daging hewan lain" dan "memiliki bulu yang berkualitas tinggi", demikian laporan Reuters. Ia menyakan perusahaannya juga sedang mengembang-biakkan buaya.

Komentarnya telah menyulut meme sindiran dan lelucon yang telah tersebar luas di media sosial sebab rancangan pangan Kuba telah sering gagal memenuhi harapan.

Di dalam salah satu meme, seorang warga Kuba tiba di rumahnya dengan membawa burung unta hidup yang ia dapat melalui kartu jatah negara. Di dalam meme lain, sekelompok burung dari Kuba tiba di perbatasan Meksiko-AS untuk mencari suaka.

Rakyat Kuba juga berkelakar bahwa negara mungkin memberi mereka burung unta per rumah tangga, seperti yang dilakukan pada ayam selama depresi ekonomi parah 1990-an, setelah bubarnya bekas donatur Kuba, Uni Sovyet.

"Mereka mesti memusatkan perhatian pada ayam, makanan pokok mendasar yang telah hilang, dan bukan pada sesuatu yang sangat tidak biasa," kata Elizabeth Perez (22), mahasiswi hukum yang mengatakan ia sudah tidak bisa menemukan ayam di pasar swalayan selama satu bulan.

Burung unta sudah diternakkan di seluruh dunia, terutama Afrika Selatan. Di Amerika Serikat, hewan tersebut seringkali disajikan sebagai makanan mewah dan bukan makanan pokok.

Buat sebagian orang, pernyataan Garcia Frias mengingatkan mereka mengenai proyek rekayasa genetika mendiang Fidel Castro untuk memproduksi sapi yang menghasilkan banyak susu.

Sapi Castro, Ubre Blanca, atau Ambing Putih masuk Guinness Book of Records sebagai sapi yang menghasilkan susu paling banyak per hari 110 liter. Anak sapi itu tidak terlalu produktif sehingga percobaan itu dihentikan.

Kuba mengimpor 60 sampai 70 persen makanannya akibat perencanaan sentral yang tidak memadai mengenai ekonomi yang dikelola negara dan dampak dari beberapa dasawarsa embargo dagang AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement