REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate curiga adanya pihak yang ingin mencederai pemilihan umum, terkait surat suara tercoblos di Selangor, Malaysia. Menurut Plate, kejahatan ini dilakukan secara sistematis.
"Menurut kami, kejahatan demokrasi ini dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan juga masif. Ada pihak yang berusaha mendelegitimasi pelaksanaan dan hasil pemilu," ungkap Johny di Kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Jumat.
Ia juga menilai bahwa hal ini didesain secara khusus untuk menyerang pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin dan merusak nama kader-kader muda dan potensial dari Nasdem yang digambarkan sedemikian rupa.
Selain itu, lanjut dia, timbul pertanyaan-pertanyaan baru setelah adanya konferensi pers dari penyelenggara pemilu di Malaysia kemarin.
"Setelah kami perhatikan proses lanjutannya, ada beberapa pertanyaan baru, mengingat penggerebekkan dilakukan di luar kedutaan, di wilayah negara lain yang harusnya melibatkan aparat hukum, interpol, dan konsulat," jelas Johnny.
Ia menambahkan, tuduhan dan isu seperti ini dapat memberi gambaran kepada publik bahwa pemilu di Indonesia memiliki masalah serius. Pemilu tidak dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
"Maka dari itu kami berharap penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu, dan aparat hukum dapat memberikan kejelasan dan menegakkan hukum dari kasus ini. Dan pelaku yang berusaha merusak demokrasi Indonesia dapat dihukum seberat-beratnya," kata dia.
Johnny juga berharap pemilu serentak tanggal 17 April mendatang dapat berlangsung ceria dan mampu membawakan optimisme bagi bangsa Indonesia.