Jumat 12 Apr 2019 20:25 WIB

BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Pascagempa 6,9 SR Sulteng

Peringatan dini sebelumnya dikeluarkan menyusul gempa 6,9 SR.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi gempa di Indonesia
Ilustrasi gempa di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini tsunami pascabencana gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter (SR) di Sulawesi, Jumat (12/4) malam telah diakhiri.  

"Peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa magnitudo 6,9 SR,  12 April 2019 18:40:49 WIB, dinyatakan telah berakhir," kata Kepala Bagian Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat malam.  

Baca Juga

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis bencana gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter (SR) yang mengguncang Sulawesi, Jumat (12/4) malam berpotensi mengakibatkan tsunami di Morowali dan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.     

"Gempa berpotensi tsunami di Kabupaten Morowali tetapi belum bisa dikontak. Gempa juga terasa kuat di Kabupaten Banggai dan daerah yang berpotensi tsunami di Kecamatan Toili," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Dia menambahkan, BMKG menyatakan gempa berpotensi tsunami dengan status peringatan waspada. Dengan peringatan ini, pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang berada pada status waspada diharapkan memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan sungai. 

Tak hanya itu, dia menyebut gempa terasa kuat di Kota Palu, Sulawesi Tengah sekitar 6 detik dan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan selama 4 detik. "Guncangan ini membuat masyarakat panik dan keluar dari rumah," ujarnya.

Hingga kini, dia menyebut Kalak BPBD Kabupaten Banggai telah mendapat rekomendasi dari BMKG setempat, bahwa masyarakat di Kecamatan Toili diminta mengungsi.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement