Jumat 12 Apr 2019 21:27 WIB

Jaringan Intelektual Berkemajuan Gaungkan Ekonomi Kreatif

Jokowi dinilai telah membuktikan konsistensi membangun ekonomi kreatif.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Koordinator Nasional JIB Abdullah Sumrahadi saat deklarasi, Jumat (12/4).
Koordinator Nasional JIB Abdullah Sumrahadi saat deklarasi, Jumat (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB) mendeklarasikan diri pada Jumat, (12/4). Koordinator Nasional JIB Abdullah Sumrahadi mengatakan pembentukan lembaga itu karena makin pentingnya industri dan ekonomi kreatif sebagai penopang ekonomi Indonesia selain migas.

Menurut Abdullah, sektor kreatif berkembang sesuai percepatan teknologi dan aplikasi. Sejumlah indikator populer dapat digunakan untuk mengukur perkembangan pesat bisnis kreatif berbasis perkembangan tekhnologi aplikasi.

"Indonesia pada saat ini mengungguli Singapura dalam jumlah bisnis startup. Survey Bain & Company menyebutkan hampir 90 persen investor mengatakan pasar Asia Tenggara paling diincar pada 2018-2019 adalah Indonesia dan Vietnam. Jumlah perusahaan bidang ini yang menerima pendanaan pada 2017 dilaporkan meningkat 300 % dibanding pada 2019," kata Abdullah dalam keterangan resminya.

Presiden Jokowi, tambah Abdullah, selama pemerintahannya telah membuktikan konsistensi dan ketepatan visi ekonomi untuk membangun ekonomi di bidang ini. Jokowi telah menjadi tipe ideal pemimpin yang akrab dengan dunia kreatifitas dan memiliki visi yang jelas dalam pembangunan ekonomi kreatif.

"Atas dasar itu, kami Jaringan Intelektual Berkemajuan menyatakan dukungan kembali pada Bapak Ir Joko Widodo untuk menjadi presiden RI periode 2019-2024. Kami mendoakan beliau tetap sehat dan terpilih sebagai pemenang dalam Pemilu Pilres yang akan dilangsungkan 17 April 2019," ujarnya.

Sementara itu, Budayawan JIB Riki Dhamparan Putra menilai pentingnya kebijakan yang tepat bagi mendukung perkembangan bisnis kreatif.

"Pemerintah presiden Joko Widodo mencanangkan program Revolusi 4.0 dan menjadikan pembangunan SDM sebagai pendorong unggulnya human capital sebagai prioritas dalam program nawacita pembangunan 2019. Sejumlah desain pembangunan infrastruktur teknologi internet pun mulai dirancang untuk melakukan pemerataan dan percepatan pembangunan di seluruh kawasan Indonesia," ungkapnya.

Menurut Riki, pilihan pemerintah untuk menjadikan sektor ini sebagai prioritas primadona ekonomi kerakyatan memang tak keliru.

"Kekayaan budaya, keragaman kreatifitas, geografi Indonesia menjadi modal kuat untuk mengembangkan industri dan ekonomi kreatif Indonesia di masa depan," ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement