Sabtu 13 Apr 2019 00:46 WIB

Masa Tenang, Wali Kota Sukabumi Ajak Perbanyak Zikir dan Doa

Zikir dan doa di masjid-masjid perlu diperbanyak saar masa tenang pemilu.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Zikir dan doa (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Zikir dan doa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi berharap agar kondisi kota tetap kondusif memasuki masa tenang pemilu. Caranya dengan memperbanyak zikir dan doa di masjid-masjid.

Hal ini disampaikan pada saat memberikan sambutan pada gerakan shalat subuh berjamaah di Masjid Agung Sukabumi Jumat (12/4). "Masa tenang pemilu mulai Ahad (14/4) dan ini menjadi tanda mendekatnya tahapan pencoblosan," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Baca Juga

Ia berharap pelaksanaan pemilu nanti harus lebih kondusif dan berjalan lancar. Selama ini Kota Sukabumi dikenal sebagai daerah paling kondusif di Jawa Barat.

Pada hari tenang, Fahmi mengatakan, warga bisa memperbanyak doa dan zikir di masjid kelurahan maupun kecamatan. Momen ini menjadi upaya menghadirkan doa terbaik untuk kebaikan Kota Sukabumi dan bangsa Indonesia agar kondusif.

Fahmi berharap para aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat dapat menjaga kondisi kota agar tetap kondusif. Meskipun memasuki masa tenang, namun dikhawatirkan masih ada berita hoaks atau saling mencaci melalui media sosial.

Dalam masa tenang hingga pemilihan, Fahmi meminta warga jangan mudah terprovokasi dan memprovokasi. Hal ini perlu dilakukan agar suasana kota tetapa aman dan kondusif.

Media pemilu, Fahmi mengatakan, merupakan sarana untuk menyampaikan aspirasi politik dari warga. Di mana masyarakat dapat menyampaikannya suaranya sesuai dengan hati nurani masing-masing.

Sebelumnya Fahmi juga meminta aparat kecamatan memastikan seluruh masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya pada hari pencoblosan nanti. Hal ini agar hak pilih masyarakat dapat terjamin dengan baik.

Selain itu lanjut Fahmi, aparat wilayah harus menjaga menjaga netralitas dalam melaksanakan tugasnya. Ia meminta netralitas ASN harus dijaga agar pemilu bisa terlaksana dengan jujur dan adil.

Fahmi menambahkan terkait pilihan politik merupakan keputusan pribadi tiap ASN karena memang masih diberikan hak pilih. Namun, kenetralitasan perlu dijaga karena ASN merupakan elemen pemerintah yang harus menjaga kondusifitas dan kelancaran gelaran pemilu hingga pencoblosan 17 April.

Pesta demokrasi ini kata Fahmi harus berlangsung dengan kegembiraan. Sehingga harapannya Kota Sukabumi menjadi kota yang sukses menyelenggarakan pemilu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement