Sabtu 13 Apr 2019 05:07 WIB

Cina Prioritaskan Sumber Energi Terbarukan tanpa Subsidi

Prioritas itu pada sumber energi tenaga angin dan tenaga surya.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Andi Nur Aminah
Pembangkit listrik tenaga angin (ilustrasi)
Foto: dw-world.de
Pembangkit listrik tenaga angin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan memberikan prioritas pada konstruksi sumber energi tenaga angin dan tenaga surya yang dapat beroperasi tanpa subsidi. Hal itu karena Cina akan membatasi beban anggaran subsidi, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (12/4).

Setelah penurunan cepat dalam beban biaya produksi, Cina secara bertahap akan memotong jumlah subsidi pada energi terbarukan. Tahun lalu, Cina mengambil langkah untuk memastikan sumber energi angin dan tenaga surya dapat mencapai keseimbangan harga dengan sumber energi konvensilnal, seperti batu bara.

Baca Juga

Cina berjanji akan meluncurkan sebuah rangkaian proyek sumber energi angin dan tenaga surya yang dapat menyediakan listrik dengan harga yang sama dengan sumber energi batu bara. Langkah itu diambil setelah adanya lonjakan subsidi pada kementerian keuangan. Setidaknya terdapat tanggungan subsidi sebesar 17,9 miliar dolar AS.

Setelah mempelajari kondisi daerah, Biro Energi Regional akan memberikan prioritas pada pembangunan sumber energi angin dan tenaga surya dengan keseimbangan harga. Departemen Energi Nasional Cina mengatakan, secara rasional akan mengontrol skala proyek baru yang masih membutuhkan subsidi.

Di saat yang sama, proyek yang membutuhkan subsidi dari pemerintah harus bersaing dalam masalah harga. Pemerintah akan memprioritaskan proyek yang diperkirakan tidak akan membutuhkan subsidi dalam waktu dekat.

Hal tersebut berkaitan dengan pemerintah daerah untuk bekerja lebih rasional. Khususnya dalam menyetujui kapasitas baru dalam pembangunan sumber energi angin lepas pantai.

Pengembang proyek sumber daya angin akan diminta untuk memastikan proposal mereka sejalan dengan batas keseimbangan harga dan tidak lebih dari patokan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, perlu dipastikan bahwa jumlah tenaga yang terbuang karena kegagalan jaringan berada di bawah lima persen.

Direncanakan pula untuk meningkatkan pengelolaan subsidi energi tenaga surya dengan memberlakukan diferensiasi kebijakan untuk stasiun tenaga surya berskala besar. Selain itu juga distribusi tenaga surya, tenaga surya yang dibuat untuk mengurangi kemiskinan serta skema percontohan yang dicanangkan pemerintah.

Biro Energi juga mendorong proyek tenaga surya dan angin yang telah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah dalam hal konstruksi, dalam rangka beralih ke program bebas subsidi. Total subsidi untuk proyek tenaga surya tahun 2019 ditetapkan sebesar 447 juta dolar AS. Seperempat bagiannya akan dialokasikan untuk mendistribusikan proyek sumber tenaga surya atap dengan kapasitas gabungan mencapai 3,5 GW (giga watt). Sedangkan sisanya digunakan untuk stasiun tenaga surya.

Cina menambahkan kapasitas sumber energi angin sebesar 20,59 GW pada tahun 2018. Hal itu masih jauh dari target tahun 2020 sebesar 210 GW.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement