Sabtu 13 Apr 2019 14:54 WIB

Diperbolehkan Mangkal di Depan GBK, Dagangan PKL Laris Manis

PKL diperbolehkan berjualan di trotoar pintu masuk utama GBK sejak Sabtu pagi.

Massa yang sudah berkumpul sejak pagi pun meminta pintu SUGBK, Jakarta Pusat segera dibuka oleh panitia, Sabtu (13/4).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Massa yang sudah berkumpul sejak pagi pun meminta pintu SUGBK, Jakarta Pusat segera dibuka oleh panitia, Sabtu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) mendapat kesempatan berjualan di trotoar pintu masuk utama Gelora Bung Karno (GBK) depan FX Sudirman, Jakarta, sejak Sabtu (13/4) pagi, dan jualan mereka laris manis didatangi pembeli. Para PKL menjajakan berbagai hidangan khas kaki lima mulai dari mie ayam, nasi goreng, soto ayam, siomay, gorengan, baso, cilok tusuk, bakpao, pedagang kopi, dan pedagang minuman serta masih banyak lainnya.

Salah satu penjual mie ayam yang sejak pagi ramai didatangi pembeli, mie ayam milik Joko Purwoko (56) yang berjualan di trotoar depan FX Sudirman. Joko mengatakan, khusus hari ini telah menyiapkan 20 kilogram lebih mie ayam.

Joko mulai berjualan sejak pukul 06.00 WIB. Hingga pukul 09.00 WIB sebanyak enam kilogram mie ayam atau setara dengan 75 mangkok sudah habis terjual.

"Sengaja nyiapin banyak hari ini, sejak malam saya nonstop belum tidur khusus untuk berjualan hari ini," kata Joko yang akrab disapa Pakde Jokomi.

Joko mengaku senang diperbolehkan jualan di depan FX Sudirman, pada hari ini. Hari-hari biasanya dia dan 40 PKL lainnya hanya diperbolehkan berjualan mulai sore hingga malam.

Kalau pagi dan siang mereka hanya boleh berjualan di depan Gedung Diknas, pelanggan setia mereka adalah karyawan FX Sudirman dan pekerja kantor yang ada di area GBK tersebut. Pada hari-hari biasa, mie ayam Pakde Jokomi hanya laku 10 kilogram, kalau ramai bisa mencapai 15 kilogram.

Khusus di kampanye akbar Jokowi-Maruf, Pakde Jokomi yakin dagangnya lebih banyak laku dibanding hari biasanya. "Pagi ini saja udah habis enam kilo, sudah siapkan sampai 30 kilo kok hari ini," kata Pakde Jokomi.

Pakde mengaku tidak mau mencari untung berjualan hari ini, tetap menjual dengan harga normal yakni Rp 15.000 per porsi tanpa baso, dan Rp 20.000 pakai baso. Sejak pagi hingga berita ini diturunkan Pakde Jokomi sibuk melayani pembeli yang silih berganti datang.

Menurut salah satu relawan kampanye yang berbelanja mie ayam Pakde Jokomi, kehadiran PKL cukup membantu mereka untuk mencari makanan selama mengikuti kegiatan kampanye. "Biasanya di area ini tidak boleh jualan kalau pagi, sore baru boleh. Syukurlah mereka boleh jualan, kita jadi bisa jajan kapan waktu," kata salah satu simpatisan kampanye berbaju putih.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement