Sabtu 13 Apr 2019 19:33 WIB

Jokowi Tegaskan Dirinya tak Punya Beban Masa Lalu

Hari ini Jokowi dan Kiai Maruf Amin berkampanye akbar di GBK.

Calon Presiden Nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyapa para pendukung saat mengikuti Konser Putih Bersatu dalam rangka Kampanye Akbar Pasangan Capres no urut 01 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Calon Presiden Nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyapa para pendukung saat mengikuti Konser Putih Bersatu dalam rangka Kampanye Akbar Pasangan Capres no urut 01 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dirinya tidak mempunyai beban masa lalu untuk memimpin Indonesia. Hal itu ditegaskan Jokowi pada kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4).

"Orang harus melihat rekam jejak seperti apa? Prestasi seperti apa? Saya tidak memiliki beban masa lalu, tidak ada. Saya ulangi, saya tidak memiliki beban masa lalu, tidak ada," kata Jokowi.

Baca Juga

Jokowi berbicara di hadapan ratusan ribu pendukungnya yang sebagian besar mengenakan baju putih dan memenuhi GBK sejak pagi hari. "Negara kita Indonesia tidak akan bubar. Kita sekarang sudah berada pada jalan yang benar, track yang benar, memang kadang-kadang ada kesulitan, memang kadang-kadang ada sedikit kepahitan. Akan tetapi, itulah bangsa besar menuju Indonesia maju," ungkap Jokowi yang disambut teriakan massa pendukungnya.

Karena Indonesia adalah bangsa yang besar, Jokowi menegaskan bahwa pihaknya tidak ada yang instan untuk menghasilkan kesejahteraan Indonesia. "Jangan semua minta instan, jangan semua minta sejahtera langsung sejahtera, tidak ada di negara sebesar Indonesia bisa langsung sejahtera. Percaya kepada saya. Oleh sebab itu, dengan track yang sudah betul, kita optimis negara kita Indonesia akan lebih maju," tegas Jokowi.

Jokowi juga mengaku memimpin negara berpenduduk 269 juta orang adalah tugas yang tidak mudah. "Menakhodai kapal besar seperti negara kita ini yang sudah penduduknya mencapai 269 juta orang tidaklah mudah. Membutuhkan pengalaman betul? Menakhodai 269 juta negara besar seperti Indonesia butuh pengalaman," tambah Jokowi.

Ia pun memaparkan rekam jejaknya yang menjadi Wali Kota Surakarta selama dua periode dan Gubernur DKI Jakarta selama 2,5 tahun. "Saya bersyukur bahwa memulai karier politik dan pemerintahan yang terkecil sebagai wali kota selama dua periode, kemudian naik sebagai Gubernur di DKI Jakarta, lalu naik lagi sebagai presiden yang sudah berjalan 4,5 tahun ini. Pengalaman seperti ini sangat perlu dalam menakhodai negara sebesar Indonesia benar?" ungkap Jokowi.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement