Sabtu 13 Apr 2019 21:19 WIB

BKPM: Upaya Penyederhanaan Perizinan Masih Harus Dilanjutkan

Pemerintah berupaya mempercepat proses perizinan, termasuk digitalisasi perizinan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kooordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, menyatakan, sejauh ini Indonesia telah berjalan dalam koridor positif dari segi perizinan investasi. Meski demikian, Thomas mengatakan, ke depan proses penyederhanaan izin investasi masih akan menjadi pekerjaan rumah yang masih harus dilanjutkan.

"Saya pribadi melihat kita sudah di jalan yang baik. Tapi tentunya, masih banyak pekerjaan rumah untuk melanjutkan penyederhanaan perizinan," kata Thomas kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (13/4) sore. 

Menurut Thomas, upaya yang harus dilanjutkan terkait penyederhanaan perizinan yakni proses pemantapan dan percepatan proses yang dapat dirasakan investor serta pelaku usaha dalam negeri. Selain itu, poin yang masih harus dijadikan fokus ke depan yakni digitalisasi proses perizinan sebagai bentuk pelayanan publik yang maksimal. 

Ia menuturkan, perkembangan perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dipengaruhi besar oleh faktor teknologi digital. Proses digitalisasi yang kian digunakan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan efisiensi mempengaruhi masuknya investasi ke Indonesia. 

Hal itu salah satunya dapat dilihat dari realisasi investasi yang membaik hingga akhir tahun 2018. Mengutip laporan terakhir BKPM, realisasi investasi 2018 mencapai Rp 721,3 triliun atau naik 4,1 persen dibanding pencapaian tahun 2017. 

Khusus investasi asing tercatat mencapai Rp 392,7 triliun sedangkan investasi dalam negeri mencapai Rp 328,6 triliun. "Sangat jelas sekali, digitalisasi punya dampak luar biasa terhadap produktivitas pekerja kita," kata dia. 

Kendati investasi tahun lalu tercatat meningkat, Thomas mengakui masih banyak kekurangan yang dihadapi saat ini. "Saya sadar itu dan saya kira yang harus dicermati adalah peran teknologi," ujar dia. 

Selain itu, Thomas menambahkan, sektor ekonomi digital khususnya yang terjadi pada para pelaku perusahaan rintisan juga turut memberikan kontribusi pada peningkatan lapangan kerja. Baik itu di sektor angkutan hingga marketplace atau niaga daring. Sektor tersebut yang juga menjadi konsentrasi pemerintah saat ini untuk ditanami investasi. 

Karena itu, ke depan, Thomas mengatakan, teknologi ke depan akan sangat berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional karena secara langsung memacu produktivitas Indonesia.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement