REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha muda Erwin Aksa mengatakan Indonesia masih butuh investasi lebih besar buat menggenjot pertumbuhan ekonomi. Erwin yang juga meruapakan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastruktur itu menilai sekarang ini bukan saatnya menyalahkan kondisi global.
“Kita lihat negara tetangga Vietnam bisa tumbuh kok enam sampai 6,5 persen. Mereka mengandalkan investasi dalam dan luar negeri,” kata Erwin di sela debat terakhir calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) di Hotel Sultan, Sabtu (13/4).
Erwin mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla selama empat setengah tahun ini momentum investasi. Padahal menurutnya hal tersebut bisa didapatkan dari Korea, Jepang, dan Amerika Serikat.
Untuk itu, dia menilai saat ini investasi bukan hanya bisa dari dalam negeri saja untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. “Kita butuh investasi lebih besar buat menggenjot pertumbuhan ekonomi,” ujar Erwin.
Dia mengatakan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno akan mengajak sektor swasta lebih banyak terlibat. Terutama, untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur.
Sementara itu, Erwin mengatakan khusus terkait properti dan real estate harus digenjot. “Kalau properti digenjot bisa berkontribusi satu persen dari pertumbuhan ekonomi,” jelas Erwin.
Dai menambahkan, yang paling penting capital inflow dari luar negeri masuk ke Indonesia. Menurutnya, dana tersimpan di Singapura atau negara lain juga dapat masuk lagi dan diinvestasikan khususnya di sektor properti.