Ahad 14 Apr 2019 01:32 WIB

Mantan Kepala Intelijen Venezuela Ditahan di Spanyol

Carvajal melawan permintaan ekstradisi AS dengan alasan memiliki hubungan di Spanyol.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Endro Yuwanto
Rakyat venezuela mendengarkan pidato pemimpin oposisi Juan Guaido yang memproklamirkan diri sebagai presiden di Caracas, Venezuela, Kamis (28/3).
Foto: AP Photo/Natacha Pisarenko
Rakyat venezuela mendengarkan pidato pemimpin oposisi Juan Guaido yang memproklamirkan diri sebagai presiden di Caracas, Venezuela, Kamis (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Mantan Kepala Intelijen Militer Venezuela, Hugo Carvajal, ditahan di penjara oleh Pengadilan Tinggi Spanyol pada Sabtu (13/4) waktu setempat. Ia ditahan sambil menunggu keputusan soal permintaan ekstradisi ke Amerika Serikat (AS).

Juru Bicara Pengadilan Tinggi Spanyol yang meminta namanya dianonimkan mengatakan, mantan jenderal dan sekutu dekat Hugo Cavez itu ditangkap polisi Spanyol satu hari sebelumnya. Ia ditangkap dengan surat perintah AS atas tuduhan perdagangan narkoba.

Namun, usai penangkapannya, AS memuji Carvajal karena berpotensi melawan pemerintahan Nicolas Maduro. Carvajal mendukung Juan Guaido menjadi presiden sementara Venenzuela. Sementara, pemerintahan Maduro diketahui masih mempertahankan kendali atas sebagian besar angkatan bersenjata Venezuela dan lembaga-lembaga negara.

Selama persidangan Sabtu di Pengadilan Tinggi Madrid, Carvajal membantah hubungannya dengan perdagangan narkoba. Selain itu, ia juga dituduh sebagai pendukung kelompok pemberontak Farc Kolombia, yang juga ia sangkal. "Ia juga menantang potensi ekstradisi ke AS dan sehingga masih akan ditimbang oleh pengadilan," kata juru bicara itu dilansir Reuters.

Carvajal melawan permintaan ekstradisi AS dengan alasan memiliki hubungan di Spanyol, yakni tempat keluarganya ada di Spanyol. Carvajal meninggalkan Venezuela sebulan lalu dan berpergian dengan kapal selama 16 jam untuk mencapai Republik Dominika sebelum ia terbang ke Madrid.

Departemen Kehakiman AS mengatakan telah meminta ekstradisi Carvajal atas tuduhan penyeludupan kokain yang diajukan pada 2011 dan kasusnya dibuka pada 2014. Carvajal sebelumnya telah disetujui oleh pemerintah AS pada 2008, sebab membantu secara materi kegiatan perdagangan narkotika dari kelompok pemberontak Farc Kolombia.

Seorang pejabat pemerintahan AS mengatakan bahwa Carvajal memiliki informasi berharga tentang Maduro dan bersedia bekerja sama dengan AS. Carvajal mengecam penerus Chavez, Maduro pada bulan Februari dan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido yang pada bulan Januari menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara Venezuela.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement