REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyerukan Amerika Serikat (AS) agar menghentikan langkahnya. Hal itu ia minta jika memang AS bersedia melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Korut menyoal denuklirisasi.
"Pertama-tama, perlu bagi AS untuk menghentikan cara perhitungannya saat ini dan mendekat ke kami dengan pertimbangan baru," ujar Kim menurut kantor berita KCNA dilansir CNN, Ahad (21/4). "Kini yang jelas adalah jika AS berpegang pada cara perhitungan politiknya saat ini, prospek untuk penyelesaian masalah akan buntu dan menjadi sangat berbahaya."
Kim dan Presiden AS Donald Trump gagal mencapai kesepakatan saat pertemuan keduanya di Hanoi, Vietnam, pada akhir Februari. Sejak saat itu, Korut mengancam akan menunda pembicaraan denuklirisasi dengan AS.
Sementara, pertemuan Trump dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Monn Jae-in di Washington membuka jalan untuk menyepakati pertemuan dengan Kim yang ketiga, namun semua tergantung dengan Kim. Trump mengatakan, ia ingin sanksi terhadap Korut tetap berlaku, meski ia menyatakan tidak berniat meningkatkan sanksi.
Dalam pidatonya Jumat, Kim menanggapi pertemuan Trump dan Moon yang membahas soal pertemuan ketiga Trump dengan dirinya. "AS berbicara banyak tentang mengadakan pertemuan puncak AS-Korut ketiga, tetapi kami tidak senang atau tidak mau melihat KTT seperti KTT Hanoi terjadi lagi," ujar Kim.
Tetapi, lanjut Kim, sebagaimana Presiden Trump terus menyebutkan, hubungan pribadi antara dirinya dan Trump tidak bermusuhan seperti hubungan antara kedua negara. "Kami masih memiliki hubungan yang baik, dan jika kami mau, kami dapat mengirim dan menerima surat meminta salam satu sama lain setiap saat," Kim menambahkan.
Pemimpin Korut juga menambahkan, jika AS meminta pertemuan puncak ketiga, hal itu harus dengan syarat bahwa AS memiliki sikap yang tepat dan menemukan metodologi yang dapat dibagikan kepada Korut. "Kami akan bersedia untuk mencoba satu lagi waktu," ujarnya.
Kim mengatakan, ia akan bersabar dan menunggu sampai akhir tahun ini bagi AS untuk memutuskan apakah ingin KTT lain. "Tetapi akan sulit untuk mendapatkan kesempatan yang baik seperti terakhir kali lagi," katanya.
Menanggapi komentar dari pemimpin Korut, kantor kepresidenan Korsel mengatakan dalam sebuah pesan kepada para wartawan di Seoul pada Sabtu, "Pemerintah kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk menjaga momentum saat ini untuk dialog dan membantu negosiasi antara AS dan Korea Utara."