Ahad 14 Apr 2019 02:07 WIB

Nicky Hayden dan Sosoknya di Mata Orang Terdekat

Hayden dikenal rekan setim bahkan rivalnya sebagai orang yang suka menghibur.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Selebrasi Nicky Hayden (ilutrasi)
Foto: AP
Selebrasi Nicky Hayden (ilutrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- Suasana ruang awak pers Sirkuit COTA di Austin, negara bagian Texas menjadi berbeda pada musim ini. Seperti diberitakan GPone, Sabtu (13/4) para wartawan yang biasa meliput ajang balap di sirkuit tersebut dibuat takjub karena pihak penyelenggara mendekorasi ruangan itu dengan pernak-pernik bernuansa Nicky Hayden.

Hiasan berupa bendera-bendera kecil bertuliskan #69 memenuhi sudut. Foto-foto Nicky selama masih mengaspal pun tak luput di tiap sisi ruangan.

Baca Juga

Dekorasi itu memang sengaja disiapkan panitia untuk menghormati mendiang Nicky Hayden, mantan pembalap MotoGP yang melewati 14 musim bersama kuda besi pabrikan Ducati dan Honda.

Seperti layaknya seri balap pada umumnya, para pembalap yang akan bertanding dihadirkan penyelenggara untuk memberikan pernyataan sebelum lomba dimulai. Namun kali ini, pihak keluarga dari Nicky Hayden turut didatangkan khusus untuk memberikan penghormatan.

Kakak Nicky Hayden, Tommy Hayden mengatakan, betapa haru dirinya atas semua yang ia lihat di balapan MotoGP Seri Austin kali itu. Kembali datang ke Sirkuit COTA, membuatnya kembali mengenang sang adik yang pernah mengatakan bahwa COTA merupakan sirkuit yang paling disukai Nicky karena berada di kampung halamannya. "Kami tahu bahwa Nicky sangat mencintai MotoGP. Kesuksesan dirinya dan nomor 69 yang dipakainya berasal dari sini," kata dia mengenang.

Tommy menyebut betapa spesialnya nomor 69 yang menjadi identitas Nicky di lintasan balap. Bukan tanpa alasan, ternyata nomor tersebut sebelumnya digunakan sang ayah, Earl Hayden, ketika masih menjadi pembalap motorcross dan diwariskan kepada Nicky. Belakangan, nomor keramat tersebut resmi dipensiunkan di ajang MotoGP.

Nicky Hayden, yang mendapat julukan "The Kentucky Boy" itu tak hanya dikenal karena prestasinya pada sebagai juara dunia MotoGP 2006 dan kejuaraan balap lain. Pria yang sudah dimasukkan dalam daftar 'MotoGP Legend' pada 2015 itu juga dinilai rekan setim bahkan rivalnya sebagai orang yang suka menghibur.

Pembalap kawakan MotoGP, Valentino Rossi, ingat betul ketika pertama bertemu Nicky pada tahun 2003 saat bersama-sama di tim Honda. Berstatus sebagai jawara Superbike 2002, tak membuat Nicky datang dengan pongah. Kesan pertama Rossi justru menganggap Nicky adalah orang yang eksentrik.

"Dia datang dengan gaya Amerikanya, sekilas terlihat seperti makhluk dari planet lain," kata Rossi.

Saat mengobrol, lanjut Rossi, Nicky pun seolah tak peduli dengan lawan bicaranya yang lebih banyak berasal dari negara lain. Pada suatu saat mereka berada di dalam kereta, Nicky selalu berbicara kepada Rossi menggunakan bahasa Inggris dengan slang khas Amerika Serikat bagian selatan. "Dia terus-menerus bertanya sampai saya melarangnya untuk bicara," ucap Rossi berkelakar.

Sementara, jawara termuda MotoGP, Marc Marquez juga memiliki memori indah bersama Nicky Hayden. Ia ingat ketika pertama kali sepanggung dengan Nicky di tahun 2008 saat sedang menjalani presentasi tim Honda. "Saat itu ulang tahun saya yg ke-15 dan dia membawakanku kue ulang tahun," kenang Marquez.

Di tahun 2016, Nicky mampir ke garasi Honda meskipun sudah berstatus sebagai pembalap Superbike. Bersama rekan-rekan lamanya, Nicky turut larut dalam pesta kecil-kecilan untuk bernostalgia. "Kami membuat pesta kecil-kecilan dan ia bernyanyi bersama pacarnya di atas panggung," ucap Marquez.

Sosok menghibur yang hadir dalam diri Nicky tak hanya datang karena dirinya dinilai ramah. Pembalap asal Italia, Andrea Dovizioso, pun sempat terbahak-bahak ketika mengingat kenangan bersama Nicky.

Saat bersama-sama menjadi pembalap Ducati, Nicky dan Dovizioso menumpang sebuah taksi di Tokyo. Saat itu, mereka sedang terburu-buru menuju bandara setempat.

"Saya ingat saat kami naik taksi di Tokyo, Nicky memilih duduk di kursi depan dan terus memarahi supir yang dianggapnya terlalu lambat. Bahkan, Nicky berusaha menginjak pedal gas agar kami lebih cepat sampai bandara," ungkap Dovi.

Namun, sambungnya, yang dilakukan Nicky tidak berdampak apa-apa. Dengan segala usaha yang dilakukan Nicky, mereka berdua tetap tiba di bandara selama tiga jam perjalanan seperti biasanya. "Tingkahnya tak pernah berubah, sangat Amerika," jelas Dovi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement