REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Artha Graha Peduli (AGP) Tomy Winata mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu tanggal 17 April nanti. Menurut Tomy, sikap golput di Pemilu jelas bertolak belakang dengan gagasan bangsa yang menjunjung demokrasi.
Pemimpin Artha Graha Group (AGG) ini kemudian menjelaskan alasan kuat untuk selalu menghindari sikap golput di setiap pesta demokrasi. Tomy membahas mengenai pemborosan biaya Pemilu yang muncul ketika masyarakat memutuskan untuk golput.
Dengan biaya Pemilu 2019 yang dianggarkan sebesar Rp 24,9 triliun, uang tersebut, menurut dia, tak boleh hangus begitu saja. Tomy menjelaskan, alokasi dana Rp 24,9 triliun itu sudah terlanjur disalurkan untuk membiayai 192 juta orang yang teregistrasi di Daftar Pemilih Tetap (DPT) agar melakukan pencoblosan.
"Artinya kalau satu orang saja tidak ikut mencoblos, itu sudah menghamburkan uang negara berapa besar?. Pemilu kan gratis, Anda dipungut biaya tidak untuk datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)?, tidak kan?. Jadi jangan biarkan uang negara menguap begitu saja," kata Tomy di tengah kegiatan Pesta Rakyat bertema 'Say no to golput' di SCBD, Jakarta, Sabtu (13/4).
Untuk itulah, Tomy sangat berharap agar masyarakat yang telah masuk DPT segera membuang jauh perasaan tak peduli terhadap Pemilu nanti. Tomy menegaskan, mereka yang bangga dengan keinginan untuk golput justru layak dikritisi.
"Jangan golput lah, golput itu orang tidak punya pendirian, tidak berkarakter, dan pastinya membuat boros uang negara," tegas dia.
Lebih jauh, jikapun masih ada masyarakat yang tetap kukuh golput, Tomy meminta orang-orang tersebut bersikap arif. Menurut Tomy, mereka yang tidak memanfaatkan hak pilih tidak pantas mengomentari jalannya roda pemerintahan yang kelak diisi oleh pemenang Pemilu.
"Anda sudah difasilitasi oleh negara untuk datang ke TPS, tapi fasilitas itu Anda cuekkin. Lalu di kemudian hari, Anda mengeluhkan kinerja pemerintah, nah ini tidak pantas, karena dulu Anda sudah diberi kesempatan, bahkan diongkosin tapi malah disia-siakan," kata Tomy.