Ahad 14 Apr 2019 10:57 WIB

TKN Perkuat Saksi Menyusul Munculnya Selebaran Gelap

TKN sekaligus mengajak masyarakat mengawal pemilu jujur.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf melakukan penguatan saksi dan pengawas pemilu. TKN  menyiapkan 10 saksi partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan dua saksi Pilpres.

"Ditambah partisipasi aktif relawan, menjadi bagian energi kemenangan," kata Sekretaris TKN KIK Hasto Kristiyanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad (14/4).

Baca Juga

Hasto mengatakan, penguatan saksi dilakukan menyusul selebaran gelap yang mengimbau agar rakyat tidak usah datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena calon presiden (capres) pejawat telah menang. Dia mengatakan, selebaran itu merupakan bisikan menyesatkan karena kemenangan pasangan calon (paslon) 01 diperoleh melalui setiap TPS.

Hasto mengajak masyarakat mengawal pemilu yang jujur dan adil. Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga mengimbau semua pihak untuk mengawasi TPS serta menghadapi berbagai intimidasi dengan penuh militansi.

"Rakyat adalah benteng politik putih, benteng politik kebenaran dengan kekuatan hati nurani," katanya.

TKN, Hasto mengatakan, mengucapkan terima kasih kepada kepada seluruh relawan, masyarakat, tokoh dan seluruh elemen parpol KIK sehingga kampanye paslon 01 dapat menampilkan kegembiraan politik. Dia mengatakan, rapat umum akbar di Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (13/4) kemarin berjalan dengan penuh nuansa kerakyatan dan menampilkan kolaborasi sempurna seluruh elemen bangsa.

"TKN paslon 01 meminta maaf sekiranya di dalam penyelenggaraan pemilu tersebut terdapat hal-hal yang kurang berkenan," katanya.

Hasto mengajak masyarakat untuk mengembangkan semangat persaudaraan kebangsaan di masa tenang kampanye Pemilu 2019. Dia mengimbau semua pihak untuk menghindari intimidasi dan kebencian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement