REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PT PLN (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi listrik wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa meningkat dari 71 persen menjadi 90 persen tahun 2019.
"Rasio elektrifikasi listrik di NTT saat ini 71 persen, kami terus kerjakan listrik di desa-desa untuk mengejar target 90 persen hingga akhir 2019," kata General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Ignatius Rendroyoko di Kupang, Ahad (14/4).
Ia menjelaskan NTT merupakan tempat tinggal bagi 1.168.785 rumah tangga dan menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 24.681 di antaranya merupakan rumah tangga miskin. Dari seluruh rumah tangga yang masuk kategori miskin, ada 17.259 rumah tangga yang belum menikmati listrik.
Guna meningkatkan rasio elektrifikasi, PLN mempercepat pemasangan jaringan listrik ke rumah penduduk di desa-desa.
Rendroyoko menjelaskan NTT merupakan wilayah kepulauan, karenanya perusahaan negara mengupayakan pembangunan pembangkit listrik dengan energi terbarukan di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN. Ia mencontohkan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal off-grid sudah tersebar du 11 pulau kecil di Kabupaten Manggarai Barat dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 2,9 Megawatt (MW).
Selain itu, menurut dia, untuk meningkatkan jangkauan jaringan listrik di pedesaan perusahaan menyiapkan program bantuan dana sosial untuk penyambungan saluran listrik gratis. Dalam tahun ini, menurut dia, program bantuan penyambungan listrik gratis dialokasikan untuk 11 ribu rumah tangga dan pada tahap pertama hingga 7 April 2019 sudah 1.219 rumah tangga yang tercakup.
Rendroyoko berharap pemerintah daerah dan warga ikut mendukung upaya peningkatan rasio elektrifikasi di daerah yang masih tertinggal, terutama yang berkaitan dengan pembebasan lahan untuk keperluan pemasangan jaringan.