Ahad 14 Apr 2019 13:10 WIB

NU dan PGN Gelar Pelatihan Manajemen Kuangan Pesantren

Ke depan, lembaga pesantren akan dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks.

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Agus Yulianto
Hidup Sehat di Pesantren. Penyerahan cinderamata dari Ketua PP RMI NU, KH Abdul Ghoffar Rozin, kepada Perwakilan Manajemen PT PGN, Santiaji Gunawan pada pembukaan Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat-Mewujudkan Pesantren Sehat Melalui Pola Hidup Bersih.
Foto: Istimewa
Hidup Sehat di Pesantren. Penyerahan cinderamata dari Ketua PP RMI NU, KH Abdul Ghoffar Rozin, kepada Perwakilan Manajemen PT PGN, Santiaji Gunawan pada pembukaan Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat-Mewujudkan Pesantren Sehat Melalui Pola Hidup Bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan. Namun dalam kenyataannya, masih banyak yang mengalami kendala manajerial dalam melakukan aktivitas pesantren, baik yang berkaitan dengan anggaran, akuntansi, penataan administrasi, alokasi serta kebutuhan pengembangan pesantren maupun dalam proses aktivitas keseharian Pesantren.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) KH Masrur Ainun Najih, pada acara pembukaan acara Workshop Manajemen Pesantren yang diselenggarakan PP RMI NU bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Pondok Pesantren Salafiyah Babussalam, Desa Dayo, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, Sabtu (13/4) siang.

“Tidak sedikit pula pesantren yang masih memiliki kekurangan sumberdaya dan tidak sedikit pula proses pendidikan pesantren berjalan lambat karena kesalahan dalam penataan menejemen keuangannya,” ujar Kiai Masrur dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (14/4).

Untuk itulah, kata dia, PP RMI NU memandang perlu diadakannya pelatihan manajemen keuangan pesantren ini. RMI NU sebagai asosiasi pesantren berperan dalam peningkatan dan pengembangan sumber daya di pesantren untuk mensiapkan dan memfasilitasinya.

“Harapanya para peserta workshop dapat mendapatkan pengetahuan yang komperenshif dan implementasi di lingkungan pesantren masing-masing,” kata dia.

Lebih lanjut dipaparkan Kiai Masrur mengatakan, ke depan, lembaga pesantren akan dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Salah satunya yakni apabila rancangan Undang-Undang Pesantren telah disahkan dan disetujui. 

“Maka, salah satu konsekuensinya adalah pesantren dalam pengelolaan SDM dan managerial harus mengikuti aturan-aturan yang telah ada,” tegas Kiai Masrur.

Kiai Masrur juga mengaskan bahwa pesantren harus mandiri dalam hal politik, ekonomi, dan budaya. Mandiri secara politik dan budaya sangat tergantung pada kemandirian secara ekonomi. Dan untuk kemandirian secara ekonomi, kata dia, tidak terlepas dari pesantren untuk dapat mengembangkan dan mengelola keuangan secara akuntabel dan berani melihat peluang-peluang pengembangan ekonomi. 

Sementara perwakilan dari manajemen PT PGN Santiaji Gunawan mengatakan, kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk hadirnya negara, yang dalam hal ini diwakili PGN. Khususnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan keahlian para santri di bidang manajemen keuangan.

“Kita buktikan sekolah dari pesantren yang ada di negeri ini, terutama yang ada di Rokan Hulu, adik-adik santri tunjukan kemampuan Anda, bahwa anda punya kemampuan lebih, punya kemampuan unggul untuk bersama membangun bangsa ini,” kata Santiaji yang menjabat sebagai Group Head of Strategic Stakeholder Management PGN.

Sebelumnya, PT PGN dan RMI NU juga telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbasis pesantren, yakni pelatihan “Pesantren Bersih dan Keren” di Blora, serta pelatihan pengembangan UMKM berbasis pesantren di Malang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement