REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Partisipasi pemilihan umum di tempat pemungutan suara luar negeri (TPS-LN) Mumbai, tak mencapai seratus persen. Jumlah potensi pemilih yang mencapai 450-an orang, tak semua menggunakan hak memilihnya.
Data resmi dari Konsulat Jendereal Republik Indonesia (KJRI) yang diterima Repulika, pada Ahad (14/4) hanya sekitar 60-an persen menggunakan hak pilih. Menurut data tersebut, daftar pemilih tetap (DPT) di Mumbai mencapai 450 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 110 orang yang menggunakan hak pilihnya lewat TPS, dan 340 orang memilih menggunakan hak pilihnya via pos. Namun, pada saat pemilihan pada Ahad (14/4) waktu setempat, surat suara yang kembali via pos, cuma sekitar 180 orang.
"Hanya sekitar 53 persen," begitu dalam rilis resmi KJRI Mumbai, Ahad (14/4).
Adapun warga negara Indonesia (WNI) yang menggunakan hak pilihnya langung di TPS, berjumlah 95 orang. Mereka terdiri dari 64 pemilih yang masuk dalam DPT, da 19 orang dalam daftar pemilih khusus (DPK), dan 12 orang dalam DPTb. Di TPS Mumbai, sebanyak 13 surat suara terpaksa dimusnahkan lantaran kelebihan.
KJRI Mumbai, Ade Sukendar mengatakan, meski tingkat pemilihan di TPS Mumbai tak seratus persen. Namun antusias para WNI yang menggunakan hak pilihnya di Mumbai terbilang tinggi.
"Kehadiran WNI di KJRI Mumbai cukup membanggakan. Karena banyak dari mereka yang datang dari wilayah yang jauh," ujarnya.
Sejumlah WNI yang bermukim di daerah-daerah seperti Kerala, Chennai, Ahmedabad, dan Hyderabad, sanggup datang demi hak memilih. Padahal menengok jarak tempuh, kata dia daerah-daerah tersebut berjarak tak kurang dua jam perjalanan udara.
Di Mumbai sendiri, dominasi para pemilih dari kalangan pekerja di industri otomotif, dan permesinan. Dari catatan dia, puluhan WNI bekerja di Marcedez Indonesia, dana Japfacomfeed, serta Schulumberger. Ada juga beberapa pemilih yang berasal dari bidang kerja penerbangan nasional Garuda Indonesia.