REPUBLIKA.CO.ID, FRESINONE -- Pelatih Inter Milan Luciano Spalletti mengatakan, kemenangan atas Frosinone 3-1 dalam lanjutan Liga Italia, Senin (15/4) dini hari WIB, menjadi pengingat bahwa pemainnya harus tetap waspadai hingga akhir laga. Sebab, meskipun Inter menguasai pertandingan, namun Frosinone mampu mencetak gol.
“Kami melihat bahwa saat kami merasa aman atau nyaman, kami dapat mengalami kemunduran yang menghancurkan. Kami harus tetap waspada setiap saat, "kata Spalletti kepada Sky Sport Italia, dikutip dari Football Italia, Senin (15/4).
Spalletti menilai, ketika semua pemain merasa pertandingan sangat mudah ditaklukkan, hal itu akan jadi bumerang untuk diri sendiri. Tim bisa akan lebih sulit mencetak gol lebih banyak lagi. Sehingga perasaan tersebut akan menjadi keuntungan bagi tim lawan.
Gambaran tersebut, menurut Spalletti terjadi ketika melawan Frosinone. Mereka mampu mencetak satu gol meski Inter berhasil mendominasi permainan. Frosinone terus menunjukkan permainan yang mengesankan hingga akhir laga.
"Itulah yang membuatnya menjadi ujian yang sangat sulit bagi kami, karena Frosinone bisa bermain dengan kepala jernih dan tanpa tekanan," kata Spalletti.
Mantan pelatih AS Roma itu memuji pemainnya yang bermain bagus pada pertandingan tersebut. Anak asuhnya telah menjalankan instruksinya untuk keluar menyerang. Mauro Icardi tak luput dari pujiannya. Pemain yang sempat berkonflik dengan manajemen dan dirinya itu telah melakukan tugasnya dengan baik.
“Icardi melakukannya dengan baik untuk tidak terlalu dalam kali ini, karena ada beberapa area bebas di sepertiga akhir dan dia mengundang yang lain untuk maju. Keuntungan besar bagi kami adalah memiliki lini belakang yang sangat solid, tidak meninggalkan celah di belakang atau mengambil risiko yang tidak perlu,” ujar Spalletti.
Spalletti juga mengomentari tendangan penalti yang dieksekusi oleh Ivan Perisic. Menurut Spalletti, terkait siapa yang mengambil tendangan tersebut merupakan keputusan antar beberapa pemain. Dia mengatakan, sebenarnya terdapat tiga sampai empat pemain yang bisa mengambil tendangan tersebut.
“Jadi itu tergantung pada kepercayaan diri dan saya percaya para pemain untuk berkolaborasi dan memutuskan di antara mereka sendiri secara profesional dan ramah,” tuturnya.