REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan bawang putih Indonesia diprediksi masih dipenuhi oleh pasokan impor hingga 2021 mendatang. Guna mengejar target swasembada, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggenjot produksi benih di 20-30 hektare lahan tanam yang ditargetkan tersedia pada tahun ini.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi menjelaskan, konsep swasembada bawang putih pada 2021 mendatang dijalankan dengan skema tanam panen benih. Produksi bawang putih di dalam negeri saat ini, kata dia, akan dipanen dan dijadikan benih. Setelah itu, benih kemudian ditanam kembali hingga menghasilkan berlipat-lipat benih untuk kebutuhan lahan yang tersedia.
“Saat ini produksi bawang putih kami ada 8,9 ton per hektare dalam setahun. Jumlah itu nantinya akan susut, karena kan kita harus proses dulu jadi benih,” kata Suwandi di sela acara uji coba penggunaan bahan bakar biodisel 100 persen (B100) Gedung Kementan, Jakarta, Senin (15/4).
Dia menjelaskan, untuk memenuhi target swasembada pada 2021 tersebut, dibutuhkan setidaknya 69 ribu hektare lahan tanam. Sementara, untuk produksi benih pihaknya menyiapkan kebutuhan lahan yang lebih besar sehingga diperlukan lahan tanam sekitar 90-100 ribu hektare.
Menurutnya, kebijakan produksi benih tersebut berlaku kepada beberapa pelaku tanam seperti petani, swadaya, hingga importir. Hal itu disebabkan adanya anggaran program tanam bawang putih sebagiannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dari investor, dari wajib tanam, hingga dari kalangan swadaya.