REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Andalusia dibebaskan, pemerintahan Islam silih berganti dari melangkah menuju masa kejayaan, memasuki puncak kejayaan, hingga akhirnya runtuh. Berikut periode pemerintahan Islam di Andalusia:
I. Periode Kekuasaan Bani Umayyah Damaskus (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa ini, stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna. Gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam, antara lain, berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan.
II. Periode Kerajaan Cordoba (756-1013 M)
Pada 750 M, kekuasaan Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus digantikan oleh kekuasaan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Abdurrahman Ad-Dakhil, keturunan Bani Umayyah yang selamat, berhasil menurunkan Yusuf al-Fihri dan memproklamasikan dirinya sebagai amir Kerajaan Andalusia yang berpusat di Cordoba dan melepaskan diri dari Kekhalifahan Abbasiyah pada 756 M. Di antara amir Kerajaan Cordoba berturut-turut adalah Abdurrahman I (756-788 M), Hisyam I (788-796 M), al-Hakam I (796-822 M), Abdurrahman II (822-852 M), Muhammad I (852-886 M), al-Munzhir (886-888 M), dan Abdullah ibn Muhammad (888-912 M).
III. Periode Kerajaan-Kerajaan Lokal
Kekhalifahan Cordoba runtuh dengan terjadinya perang saudara antara 1009 dan 1013 M meskipun belum sepenuhnya berakhir hingga 1031 M. Negeri Andalusia kemudian terpecah menjadi lebih dari 30 negera kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota, seperti Kerajaan Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan Toledo.
IV. Periode Kekuasaan Dinasti Maroko
Meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada 1062 M, ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh, Maroko. Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan orang-orang Kristen. Yusuf dan tentaranya memasuki Spanyol pada 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan berhasil.
V. Periode Kerajaan Granada
Sisa-sisa umat Islam di Andalusia masih dapat bertahan dan membangun kembali di Granada di bawah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada zaman Abdurrahman an-Nasir. Namun, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Universitas Granada dan Istana Al-Hambra yang termasyhur itu pun dibangun walau di tengah ancaman tentara musuh.