REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan umum (pemilu) dalam beberapa hari ke depan akan digelar. Untuk itu, setiap elemen bangsa diminta dapat menjaga situasi tenteram, aman, dan toleran. Menurut pakar filsafat Prof Franz Magnis Suseno, ada banyak tugas menanti presiden RI 2019-2024, siapapun nama yang muncul sebagai pemenang pemilu tahun ini.
Salah satunya, sosok terpilih itu mesti meredakan suasana sebelum dan selama pemilu yang cukup "panas." Menurut dia, perlu adanya diskusi atau semacam rembuk, duduk bersama, di antara dua kubu pendukung pasangan kandidat. Hal itu dilakukan untuk bersama mengevaluasi proses pemilu.
“Presiden terpilih perlu menciptakan suasana di mana kita semua, baik pendukung 'satu' atau 'dua', mau duduk bersama sambil minum kopi, dan saling meminta maaf. Mungkin karena terlalu kasar atau terbawa emosi saat masa-masa kampanye,” tutur pria yang akrab disapa Romo Magnis itu dalam diskusi di Jakarta, Senin (15/4).
Dia mencontohkan, adanya beberapa kelompok yang sempat menyinggung atau memakai bahasa yang kurang pantas--diistilahkannya sebagai "bahasa pemusnah." Misalnya, mereka yang memanggil kubu lain dengan sebutan-sebutan yang tak baginya pantas.