REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan pihaknya ingin terus melakukan upaya penurunan angka gizi pendek (stunting) di Sumbar. Irwan mengatakan saat ini kasus stunting di Sumbar berada di angka 30,8 persen. Angka itu cukup tinggi dari target nasional yaitu kurang dari 20 persen.
"Penanganan kasus stunting menjadi perhatian serius dari Pemprov Sumbar. Perlu dukungan dari pusat untuk penguatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta," kata Irwan, dalam pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Sumbar di Hotel Pangeran Beach Padang, Senin (15/4).
Irwan menyebut Sumbar sebenarnya telah berhasil dalam pencapaian beberapa indikator pembangunan kesehatan. Namun Sumbar masih perlu perhatian khusus dan kerja keras untuk mewujudkan masyarakat sehat dan cerdas. Gubernur menyebut bahwa percepatan pembangunan kesehatan di Sumbar ada lima isu strategis. Yakni, penurunan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, penurunan angka stunting, percepatan peningkatan eliminasi tuberkulosis (TB), peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi dan percepatan penurunan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Irwan, salah satunya dengan cara merevitalisasi posyandu, revitalisasi desa siaga, serta pembentukan pusat penanganan gizi buruk di tiap kabupaten kota. Hal itu menurut dia sebagai langkah konkret menurunkan prevalensi stunting di Sumbar.
Selain itu, menurut Irwan perlu upaya lain seperti peningkatan cakupan air bersih dan sanitasi lingkungan. Upaya itu menurut dia sangat berpengaruh dalam menurunkan prevalensi stunting.
Penyebab tingginya angka prevalensi stunting sebenarnya menurut Irwan adalah karena sulitnya akses pelayanan kesehatan di berbagai daerah di kabupaten kota Sumbar. Kemudian cakupan akses air bersih dan sanitasi lingkungan juga kurang bagus. Satu lagi karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan di daerah terpencil. "Kita berharap kepada Bappeda Kabupaten dan bisa memberikan perhatian khusus dan prioritas terhadap penuntasan lima isu strategis tersebut," ujar Irwan.