Selasa 16 Apr 2019 07:37 WIB

Anies: Pembangunan Transportasi Jadi Kunci

Anies ingin peningkatan pengguna transportasi umum mencapai 75 persen

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah penumpang mengantre untuk mendapatkan kartu single trip MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang mengantre untuk mendapatkan kartu single trip MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi umum menjadi kunci pembangunan kota. Pasalnya, menurut dia, pada 2050 mendatang, lebih dari 70 persen populasi dunia akan tinggal di kota.

"Karena itu, rencana pembangunan transportasi adalah kuncinya," kata Anies dalam sambutannya pada diskusi Investasi Transit Berkelanjutan di Kota-kota Asia di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/4).

Ia mengatakan, sejak 2005, masyarakat Indonesia telah banyak tinggal di perkotaan dibandingkan perdesaan. Untuk itu, kata Anies, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan membangun infrastruktur transportasi yang terintegrasi hingga menjangkau seluruh wilayah Jakarta.

Anies menjelaskan, masyarakat yang menggunakan kendaraan umum menurun hingga 33 persen dari 48 persen pada 1998 lalu. Menurutnya, hal itu lantaran masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum.

Anies menuturkan, Pemprov DKI ingin meningkatkan pergerakan masyarakat yang menggunakan angkutan umum. Bahkan ia menyebut peningkatannya harus mencapai 75 persen yang menggunakan transportasi umum, sedangkan pengguna kendaraan pribadi hanya 25 persen.

Ia mengatakan, saat ini pembangunan fasilitas transportasi massal yakni bus rapid transit (BRT), moda raya terpadu (MRT), maupun lintas rel terpadu (LRT) tengah dilakukan. Anies mengaku masih membutuhkan investasi hingga mencapai target penyelesaian selama 10 tahun.

Selain itu, ia juga masih membutuhkan beberapa rencana pembangunan kota. Ia menerima masukkan dari berbagai pihak termasuk agensi pembangunan internasional agar bisa diadopsi di Jakarta sesuai kebutuhannya.

"Kita ingin mengajak banyak agensi pembangunan internasional untuk membagikan praktik terbaik dan telah dibuktikan dari seluruh dunia. Kita ingin mengadopsinya, bukan sekadar mengadaptasinya. Tidak ingin sekadar meniru begitu saja tanpa melihat konteks yang terjadi di Jakarta," kata Anies.

Mengenai investasi, Vice President for Knowledge Management and Sustainable Development Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono mengatakan, pihaknya terbuka terkait pendanaan sembilan proyek yang diusung Pemprov DKI. Bahkan, ia mengaku telah menyampaikannya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Kita terbuka untuk itu dan saya kira sudah ada pembicaraan awal dan tentu saja ini dilihat dari kerangka yang lebih luas. Tentu Jakarta ingin membangun secara keseluruhan tapi prinsipnya kami menerima usulan-usulah bahkan Presiden sudah mengatakan hal tersebut kepada Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani," kata Bambang.

Ia menjelaskan, hal itu tergantung sesuai permintaan (on demand). Sehingga, kata dia, Anies sebagai gubernur dapat mengusulkan kepada pihaknya. Ia juga mengatakan, ADB telah menyiapkan pagu anggaran untuk Indonesia.

"Prinsipnya tergantung on demand jadi justru Pak Gubernurlah yang sebagai pemimpin mengusulkan kami terbuka. Tapi secara pagu, kami sudah Sediakan untuk Indonesia. Saya lupa angkanya tapi kita ada pagunya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement