REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengadakan pertemuan tertutup dengan Ustaz Yusuf Mansur dan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Pertemuan dilakukan guna membahas gerakan pascapelaksanaan Pilpres 2019. "Mau silaturahim, bincang-bincang sama beberapa pemantapan lah. Soal bagaimana nanti setelah Pilpres," kata Yusuf Mansur usai pertemuan di Jakarta, Senin (15/4).
Yusuf mengungkapkan, bersama Mahfud dan Gus Ipul, mereka menginisiasi pertemuan antara pendukung pasangan calon (paslon) 01 dan 02 usai proses pemungutan suara. Dia mengatakan, pertemuan dilakukan guna menghindari kekacauan yang mungkin terjadi akibat polarisasi selama pelaksanaan Pilpres tahun ini. "Juga lebih penting bagaimana upaya untuk mitigasi. Pasca-pilpres tentu kita tidak berharap dan tidak mengharapkan adanya chaos," kata Yusuf Mansur lagi.
Yusuf mengatakan, pertemuan rencananya dilakukan paling lambat dua hari setelah pemungutan suara dilaksanakan. Dia melanjutkan, konsolidasi dilakukan agar masyarakat kembali bersatu di bawah siapapun pemimpin yang terpilih nanti. "Ini untuk proses mitigasi," tegas Yusuf.
Di saat yang bersamaan, Yusuf bersyukur banyaknya dukungan ulama yang diberikan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia mengatakan, dukungan tersebut akan mempermudah penyatuan kembali bangsa Indonesia akibat perbedaan pilihan kepala negara.
"Jadi justru saya berterima kasih dan sangat bersukur ada deklarasi dari UAS, AA Gym, Hadi Hidayat guru kita, jadi insya Allah kecil kelihatannya (chaos, Red) mudah-mudahan," katanya.
Yusuf juga mengaku masih memiliki komunikasi yang baik dan lancar dengan AA Gym meski berbeda pilihan. Pendiri aplikasi Paytrend ini mengibaratkan, hubungannya dengan AA Gym bagai suami-istri saat berseberangan pendapat dan kembali duduk satu meja usai makan malam.
"Saya semalam ketemu AA Gym, WA (Whatsapp, Red)-an masih lancar. Makanya keyakinan teman-teman saja jangan ada yang yakin macam-macam," katanya.
Di saat yang bersamaan, Mahfud MD mengaku berada dalam satu barisan bersama Yusuf Mansur terkait Pilpres 2019. Dia mengatakan, dirinya mengaku memiliki kriteria tertentu dalam mencari pemimpin negara.
Dia melanjutkan, mencari kepala negara yang tidak memiliki resiko dan lebih aspiratif. Menurutnya, presiden hendaknya lebih mudah mendengar orang dan mampu mendengarkan pendapat-pendapat orang lain. "Mungkin yang sangat baik di antara semua calon tidak ada, tapi yang lebih mungkin mendengar dan aspiratif terhadap pendapat-pendapat orang lain itu kita bisa pilih, dan itulah yang tadi kami diskusikan," katanya.
Mahfud mengatakan, ingin pilpres berjalan baik dan menghasilkan pemimpin yang baik. "Serta tentu sejak awal kami ini satu barisan," tambah Mahfud.