REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dua menara lonceng Notre-Dame dikabarkan selamat dari kebakaran yang belum diketahui penyebabnya. Tapi puncak menara sudah runtuh terbakar. Dua pertiga atap simbol agama, seni, dan budaya Prancis itu hancur.
"Yang terburuk sudah dihindari walaupun pertempuran belum sepenuhnya dimenangkan," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato singkat dan resmi di Notra-Dame pada Senin (15/4) malam, seperti dilansir di New York Times, Selasa (16/4).
Sekitar 500 pemadam kebakaran masih bertarung melawan api selama hampir tujuh jam. Kepala Pemadam Kebakaran Paris Jean-Claude Gallet mengatakan struktur bangunan barhasil diselamatkan.
"Tempat ini adalah tempat di mana seluruh kenangan indah kami berada, pusat kehidupan kami, ini katedral semua rakyat Prancis," kata Macron.
Katedral Notre-Dame di Paris terbakar (AP).
Pemerintah Prancis mengatakan belum diketahui dari mana asal mula api. Tapi Pendeta Notre-Dame, Monsignor Patrick Chauvet mengatakan ada kemungkinan api bermula dari jaringan interior blok kayu yang sebagian besar berasal dari Abad Pertengahan dan dikenal sebagai 'the forrest'.
Pemerintah Prancis mengatakan tidak ada korban meninggal dalam kejadian itu. Tapi beberapa pemadam kebakaran terluka serius.
Kebakaran terjadi pada pukul 18.30 waktu setempat yang menunda rencana Macron untuk mengumumkan rencana kebijakan penting tentang mencoba menyembuhkan Prancis dari unjuk rasa rompi kuning yang sudah dilakukan selama berbulan-bulan. Unjuk rasa itu merusak sebagian besar tata kota dan jalan-jalan kelas atas Paris.
Kebakaran itu akan menjadi tantangan berikutnya yang harus dihadapi Macron. Ia sudah dibebani upaya untuk merekonsiliasi antara cita-cita dan kemasyhuran Prancis di masa lalu dengan perubahan yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Notre-Dame adalah permata arsitektur zaman Gotik yang dibangun pada abad ke-12 dan 13. Ia tidak hanya menjadi simbol kebanggan kota Paris tapi juga menjadi pusat kemegahan Abad Pertengahan. Katedral itu dikunjungi 30 ribu orang per hari dan 13 juta orang per tahun.
Selama berabad-abad Raja dan Ratu Prancis menikah dan dimakamkan di sana. Pelantikan Napoleon sebagai kaisar pada 1804 dilakukan di Notre-Dame. Seromoni Pembebasan Paris dari Jerman pada 1944 yang dipimpin Charles de Gaulle juga digelar di katedral itu.
Para pemimpin dunia berkumpul di katedral itu dalam sebuah peringatan kematian De Gaulle pada 1970. Lalu pada peringatan kematian Presiden Prancis François Mitterrand pada 1996.